tag:blogger.com,1999:blog-25138029249160925742024-03-05T22:31:32.139-08:00NersNerZZzzz........hianhttp://www.blogger.com/profile/00402633457383956109noreply@blogger.comBlogger98125tag:blogger.com,1999:blog-2513802924916092574.post-48563248131924942222013-11-30T02:21:00.002-08:002013-11-30T02:21:20.204-08:00PertanyaanKEPERAWATAN KLINIK<br />SEMINAR - GASTRO INTESTINAL TRACT<br /><br />A. GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE (GeRD)<br />1. Tanda gejala GeRd :<br />a. Heart burn<br />b. Regurgitasi yaitu kondisi dimana material lambung terasa di faring (mulut terasa asam dan pahit)<br />c. Disfagia yaitu kesulitan menelan<br /><br />2. Pertanyaan :<br />a. Ciri khas GeRd<br /> Terutama yang paling sering ditemukan adalah adanya rasa terbakar baik sebelum atau pun sesudah makan. Muntah secara tiba-tiba akibat sfingter yang kondisinya sudah tidak adekuat sehingga mengakibatkan makanan reflux kembali<br />b. Edukasi klien GeRD di rumah<br /> Makan dalam posisi tegak. Menguyah dan menelan makanan secara perlahan <br /> Porsi makan tidak harus selalu banyak, tetapi sedikit dan perlahan<br /> Anjurkan klien tidak berbaring setelah makan minimal 3-4 jam sampai makanan benar-benar sudah tercerna dengan baik<br />c. Dx actual aspirasi<br /><br />B. SYNDROME DYSPEPSI<br /><br />C. CA ESOFAGUS<br />1. Tambahan materi :<br />a. Intervensi untuk dx gangguan nutrisi harus lebih spesifik<br />b. Kolaborasi pemberian diet<br />c. Khusus untuk Ca harus ada test TNM untuk menentukan stadium Ca<br />d. Dx tambahan untuk psikososial dan lose and grieving<br /><br />2. Pertanyaan :<br />a. Faktor resiko<br /> Usia lanjut<br /> Lelaki lebih besar resiko terkena Ca esophagus yang dipengaruhi oleh gaya hidup merokok dan alcohol<br /> Barret’s Esofagus yaitu kondisi dimana mukosa esophagus sudah lama terkena iritasi akibat seringanya reflux asam lambung sehingga merusak sel-sel DNA yang pada akhirnya akan terjadi Ca<br />b. Patofisiologi Ca Esofagus dihubungkan dengan GeRD (makalah)<br />c. Batuk darah pada Ca Esofagus <br /> Biasanya batuk darah yang terjadi akibat massa yang berada pada esophagus itu sendiri dan hal ini memungkinkan untuk terjadinya metastase ke area paru-paru sehingga terdapat batuk darah<br /><br />D. CA GASTER<br />1. Pertanyaan :<br />a. Intervensi untuk klien syok hipovolemik akibat perdarahan Ca :<br /> TTV<br /> Terapi cairan<br /> Pantau intake dan output<br /> Kolaborasi untuk transfuse darah<br /> Perhatikan obat-obatan yang mempengaruhi perdarahan<br />b. Tindakan kepada klien Ca dengan stadium 2 perlukah pembedahan dan penatalaksanaan diet<br /> Lihat kondisi KGB, jika sudah terinvasi diperlukan tindakan pembedahan sedangkan jika belum terinvasi belum perlu dilakukan pembedahan cukup radiasi<br /> Jika nutrisi per oral sudah tidak mampu, klien dapat dipasang CVP (Central Venous Pressure) untuk nutrisi cair<br />c. Apakah factor genetic selalu diturunkan pada kasus Ca<br /> Factor genetic merupakan factor predisposisi (pendukung). Jika factor predisposisi ini tidak didukung oleh factor presipitasi (pencetus) maka kemungkinan kecil bisa tidak terjadi menurunnya riwayat Ca. Factor presipitasi yang sangat berpengaruh pada kasus Ca adalah factor gaya hidup. <br /><br />E. TRAUMA ESOFAGUS<br />1. Pertanyaan :<br />a. Pengertian trauma esophagus<br /> Terdiri dari 2 sebab yaitu pertama secara fisik yang disebabkan oleh makanan yang masuk atau pun benda asing. Kedua secara psikis disebabkan oleh stress yang lama yang bisa memicu kenaikan asam lambung – muntah – perforasi mukosa lambung & esophagus – hingga terjadi trauma<br /><br /> Trauma tumpul contohnya benda asing yang tersangkut<br /> Komplikasi post op<br />b. Terdapat benda asing di dalam esophagus<br /> Hemlich maneuver<br /> Jika hemlich maneuver tidak membantu bisa dilakukan trakeostomi (jalan napas buatan)<br /> Jika benda asing yang tersangkut lebih dalam lagi hatus dilakukan tindakan pembedahan<br /><br />F. ULCUS PEPTICUM<br />1. PPI : Penghambat pompa proton ex. ondansentron, omeprazol<br /><br />2. Pertanyaan :<br />a. Syarat dilakukannya gastrektomi :<br /> Penyambungan gaster dengan duodenum atau pun jejenum dilihat dari organ yang sekiranya masih baik dan memungkinkan dilakukan pembedahan<br /> Jika stadium masih awal masih bisa dilakukan tindakan dengan pemberian obat-obatan (medikamentosa)<br /> Jka sudah kronis lakukan pembedahan dengan puasa 5 hari pre op<br />b. Pemeriksaan diagnostic :<br /> Endoskopi<br /> Rontgen<br /> Analisa lambung dengan mengukur tingkat asam lambung biasanya ditemukan dengan kondisi pH rendah sekitar 1.8 – 3.7<br /> Pemeriksaan darah untuk mengetahui adanya anemia atau tidak<br /><br />3. Kandungan sucralfat MgSO4 :<br />a. Mengakibatkan konstipasi<br />b. Obat-obatan yang mengandung CaCO3 (tablet kunyah) dalam pemakaian jangka panjang mengakibatkan kadar CO dan H yang meningkat tetapi asam lambung yang menurun sehingga bisa merusak mukosa lambung – ulkus<br />hianhttp://www.blogger.com/profile/00402633457383956109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2513802924916092574.post-32369478188001386092013-11-30T02:06:00.002-08:002013-11-30T02:06:22.987-08:00Carpal Tunnel Syndrome<div style="text-align: justify;">
<br />Carpel Tunnel Syndrome<br />What is Carpel Tunnel Syndrome?<br />When the median nerve which runs from forearm in to the palm of the hand gets pressed at the wrist, carpal syndrome occurs. Median nerve is responsible for the sensations at palm side of the thumb and fingers. It also controls impulses to small muscles in the hand that allow the fingers and thumb to move. The narrow passage which house median nerve and tendons is called the carpel tunnel. When the tendon get irritated it thickness and as a result the median nerve is squeezed between the tendons. Other causes can also lead to swelling and narrowing of the carpel tunnel. This may result in pain, weakness or numbness in hand and wrist, which radiates to upper arm.<br /><br /><br />What are the symptoms?<br />Symptoms may include frequent burning, tingling or itching numbness in the palm of the hand and the fingers, especially the thumb, index and middle fingers. Since people sleep with flexed wrist, they may feel the symptoms at night. As the symptoms get worsened, they may feel the tingling sensation during the day. Symptoms may also include decreased grip strength and in chronic cases people are unable to tell between hot and cold as the muscles at the base of the thumb may waste away.<br />What are the causes?<br />It can be a combination of factors that causes the carpel tunnel to get narrower and thus putting pressure on the median nerve and tendons rather than the problem with the nerve itself. It can be due to congenital predisposition, which means that the carpel tunnel can be smaller in some people compared to others. Other contributing factors may include trauma or injury to the wrist that cause swelling (sprain or fracture),over activity of pituitary gland, hypothyroidism, rheumatoid arthritis, mechanical problems in the wrist and joint, work stress, repeated use of vibrating hand tools, fluid retention during pregnancy or menopause or development of a cyst or tumor in the canal. Poor ergonomics and improper positioning of wrist can also contribute to Carpel Tunnel Syndrome.<br /> Who is at risk?<br />Women are more susceptible of getting carpel tunnel syndrome when compared men as their carpel tunnel are smaller. Person with diabetes or other metabolic disorders are at high risk of getting carpel tunnel syndrome as it affects the nerves .Usually; carpel tunnel syndrome is more common in adults. People who tend to work on computers for a long period of time like college students, business men, computer programmers are also at risk.<br />Physical Therapy Treatment for Carpel Tunnel Syndrome<br />Physical therapy helps you to reduce symptoms as well as help you to get back to normal activities. The therapy program may include education regarding changing wrist positions, proper neck and upper posture, safe use of utensils, tools or other implements, importance of stretch breaks in daily routine etc. Your physical therapist will recommend you exercise which strengthen muscles in your hand, finger forearm and also trunk and postural back muscles in some cases. Stretching exercises to improve the flexibility of the wrist hand and fingers and included in the regime. A physical therapist may also use modalities such as hot packs, cold packs and ultrasound to relieve pain. They may also prescribe you with home exercise program (HEP).Only an experienced physical therapist can do the correct evaluation and guide you through a proper rehabilitation program.<br />References<br />Carpal Tunnel Syndrome Fact Sheet. (n.d.). Retrieved July 01, 2013, from National Institue of Neurological Disorders and Stroke: http://www.ninds.nih.gov/disorders/carpal_tunnel/detail_carpal_tunnel.htm<br />Physical Therapist's Guide to Carpal Tunnel Syndrome . (n.d.). Retrieved July 01, 2013, from Move Forward: http://www.moveforwardpt.com/symptomsconditionsdetail.aspx?cid=9f3cdf74-3f6f-40ca-b641-d559302a08fc<br /><br /><br /><br /></div>
hianhttp://www.blogger.com/profile/00402633457383956109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2513802924916092574.post-39768324861749329632013-11-30T02:04:00.001-08:002013-11-30T02:04:12.448-08:00Ulkus<div style="text-align: justify;">
BAB II<br />PEMBAHASAN<br /><br /><br />A. Pengertian<br />Ulkus peptikum adalah suatu gambaran bulat atau semi bulat/oval pada permukaan mukosa lambung sehingga kontinuitas mukosa lambung terputus pada daerah tukak. . (Bruner and Suddart, 2001).<br />Ulkus peptikum merupakan putusnya kontinuitas mukosa lambung yang meluas sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai ke bawah epitel disebut sebagai erosi, walaupun sering dianggap sebagai ”ulkus” (misalnya ulkus karena stres). Menurut definisi, ulkus peptikum dapat terletak pada setiap bagian saluran cerna yang terkena getah asam lambung, yaitu esofagus, lambung, duodenum, dan setelah gastroenterostomi, juga jejenum.(Sylvia A. Price, 2006).<br /><br />B. Etiologi<br />Penyebab umum dari ulserasi peptikum adalah ketidakseimbangan antara selresi cairan lambung dan derajat perlindungan yang diberikan sawar mukosa gastroduodenal dan netralisasi asam lambung oleh cairan deudenum. (Arif Mutaqqin,2011)<br />Penyebab khususnya diantaranya :<br />1. Infeksi bakteri H. pylori<br />Dalam lima tahun terakhir, ditemukan paling sedikit 75% pasien ulkus peptikim menderita infeksi kronis pada bagian akhir mukosa lambung, dan bagian mukosa duodenum oleh bakteri H. pylori. Sekali pasien terinfeksi, maka infeksi dapat berlangsung seumur hidup kecuali bila kuman diberantas dengan pengobatan antibacterial. Lebih lanjut lagi, bakteri mampu melakukan penetrasi sawar mukosa, baik dengan kemampuan fisiknya sendiri untuk menembus sawar maupun dengan melepaskan enzim – enzim pencernaan yang mencairkan sawar. Akibatnya, cairan asam kuat pencernaan yang disekresi oleh lambung dapat berpenetrasi ke dalam jaringan epithelium dan mencernakan epitel, bahkan juga jaringan – jaringan di sekitarnya. Keadaai ini menuju kepada kondisi ulkus peptikum (Sibernagl, 2007).<br /><br />2. Peningkatan sekresi asam<br />Pada kebanyakan pasien yang menderita ulkus peptikum di bagian awal duodenum, jumlah sekresi asam lambungnya lebih besar dari normal, bahkan sering dua kali lipat dari normal. Walaupun setengah dari peningkatan asam ini mungkin disebabkan oleh infeksi bakteri, percobaan pada hewan ditambah bukti adanya perangsangan berlebihan sekresi asam lambung oleh saraf pada manusia yang menderita ulkus peptikum mengarah kepada sekresi cairan lambung yang berlebihan (Guyton, 1996). Predisposisi peningkatan sekresi asam diantaranya adalah factor psikogenik seperti pada saat mengalami depresi atau kecemasan dan merokok.<br /><br />3. Konsumsi obat-obatan<br />Obat – obat seperti OAINS/obat anti-inflamasi nonsteroid seperti indometasin, ibuprofen, asam salisilat mempunyai efek penghambatan siklo-oksigenase sehingga menghambat sintesis prostaglandin dari asam arakhidonat secara sistemik termasuk pada epitel lambung dan duodenum. Pada sisi lain, hal ini juga menurunkan sekresi HCO3- sehingga memperlemah perlindungan mukosa (Sibernagl, 2007).<br />Efek lain dari obat ini adalah merusak mukosa local melalui difusi non-ionik ke dalam sel mukosa. Obat ini juga berdampak terhadap agregasi trombosit sehingga akan meningkatkan bahaya perdarahan ulkus (Kee, 1995).<br /><br />4. Stres fisik<br />Stres fisik yang disebabkan oleh syok, luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal napas, gagal ginjal, dan kerusakan susunan saraf pusat (Lewis, 2000). Bila kondisi stress fisik ini berlanjut, maka kerusakan epitel akan meluas dan kondisi ulkus peptikum menjadi lebh parah.<br /><br /><br />5. Refluks usus lambung<br />Refluks usus lambung dengan materi garam empedu dan enzim pancreas yang berlimpah dan memenuhi permukaan mukosa dapat menjadi predisposisi kerusakan epitel mukosa.<br /><br />C. Manifestasi Klinis<br />Gejala-gejala ulkus dapat hilang selama beberapa hari, minggu, atau beberapa bulan dan bahkan dapat hilang hanya sampai terlihat kembali, sering tanpa penyebab yang dapat diidentifikasi. Banyak individu mengalami gejala ulkus, dan 20-30% mengalami perforasi atau hemoragi yang tanpa adanya manifestasi yang mendahului.<br />1. Nyeri : biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk atau sensasi terbakar di epigastrium tengah atau di punggung. Hal ini diyakini bahwa nyeri terjadi bila kandungan asam lambung dan duodenum meningkat menimbulkan erosi dan merangsang ujung saraf yang terpajan. Teori lain menunjukkan bahwa kontak lesi dengan asam merangsang mekanisme refleks local yang mamulai kontraksi otot halus sekitarnya. Nyeri biasanya hilang dengan makan, karena makan menetralisasi asam atau dengan menggunakan alkali, namun bila lambung telah kosong atau alkali tidak digunakan nyeri kembali timbul. Nyeri tekan lokal yang tajam dapat dihilangkan dengan memberikan tekanan lembut pada epigastrium atau sedikit di sebelah kanan garis tengah. Beberapa gejala menurun dengan memberikan tekanan local pada epigastrium.<br /><br />2. Pirosis (nyeri uluhati) : beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar pada esophagus dan lambung, yang naik ke mulut, kadang-kadang disertai eruktasi asam. Eruktasi atau sendawa umum terjadi bila lambung pasien kosong.<br /><br />3. Muntah : meskipun jarang pada ulkus duodenal tak terkomplikasi, muntah dapat menjadi gejala ulkus peptikum. Hal ini dihubungkan dengan pembentukan jaringan parut atau pembengkakan akut dari membran mukosa yang mengalami inflamasi di sekitarnya pada ulkus akut. Muntah dapat terjadi atau tanpa didahului oleh mual, biasanya setelah nyeri berat yang dihilangkan dengan ejeksi kandungan asam lambung.<br /><br />4. Konstipasi dan perdarahan : konstipasi dapat terjadi pada pasien ulkus, kemungkinan sebagai akibat dari diet dan obat-obatan. Pasien dapat juga datang dengan perdarahan gastrointestinal sebagian kecil pasien yang mengalami akibat ulkus akut sebelumnya tidak mengalami keluhan, tetapi mereka menunjukkan gejala setelahnya.<br /><br />D. Patofisiologi<br />Ulkus peptikum terjadi pada mukosa gastroduodenal karena jaringan ini tidak dapat menahan kerja asam lambung pencernaan(asam hidrochlorida dan pepsin). Erosi yang terjadi berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan kerja asam peptin, atau berkenaan dengan penurunan pertahanan normal dari mukosa. Mukosa yang rusak tidak dapat mensekresi mukus yang cukup bertindak sebagai barier terhadap asam klorida.<br />Sekresi lambung terjadi pada 3 fase yang serupa :<br />1. Sefalik<br />Fase pertama ini dimulai dengan rangsangan seperti pandangan, bau atau rasa makanan yang bekerja pada reseptor kortikal serebral yang pada gilirannya merangsang saraf vagal. Intinya, makanan yang tidak menimbulkan nafsu makan menimbulkan sedikit efek pada sekresi lambung. Inilah yang menyebabkan makanan sering secara konvensional diberikan pada pasien dengan ulkus peptikum. Saat ini banyak ahli gastroenterology menyetujui bahwa diet saring mempunyai efek signifikan pada keasaman lambung atau penyembuhan ulkus. Namun, aktivitas vagal berlebihan selama malam hari saat lambung kosong adalah iritan yang signifikan.<br />2. Fase lambung<br />Pada fase ini asam lambung dilepaskan sebagai akibat dari rangsangan kimiawi dan mekanis terhadap reseptor dibanding lambung. Refleks vagal menyebabkan sekresi asam sebagai respon terhadap distensi lambung oleh makanan.<br /><br />3. Fase usus<br />Makanan dalam usus halus menyebabkan pelepasan hormon (dianggap menjadi gastrin) yang pada waktunya akan merangsang sekresi asam lambung.<br />Pada manusia, sekresi lambung adalah campuran mukokolisakarida dan mukoprotein yang disekresikan secara kontinyu melalui kelenjar mukosa. Mucus ini mengabsorpsi pepsin dan melindungi mukosa terhadap asam. Asam hidroklorida disekresikan secara kontinyu, tetapi sekresi meningkat karena mekanisme neurogenik dan hormonal yang dimulai dari rangsangan lambung dan usus. Bila asam hidroklorida tidak dibuffer dan tidak dinetralisasi dan bila lapisan luar mukosa tidak memberikan perlindungan asam hidroklorida bersama dengan pepsin akan merusak lambung. Asam hidroklorida kontak hanya dengan sebagian kecil permukaan lambung. Kemudian menyebar ke dalamnya dengan lambat. Mukosa yang tidak dapat dimasuki disebut barier mukosa lambung. Barier ini adalah pertahanan untama lambung terhadap pencernaan yang dilakukan oleh sekresi lambung itu sendiri. Factor lain yang mempengaruhi pertahanan adalah suplai darah, keseimbangan asam basa, integritas sel mukosa, dan regenerasi epitel. Oleh karena itu, seseorang mungkin mengalami ulkus peptikum karena satu dari dua factor ini :<br />a. Hipersekresi asam pepsin<br />b. Kelemahan barier mukosa lambung<br />Apapun yang menurunkan yang mukosa lambung atau yang merusak mukosa lambung adalah ulserogenik, salisilat dan obat antiinflamasi non steroid lain, alcohol, dan obat antiinflamasi masuk dalam kategori ini.<br /> Sindrom Zollinger-Ellison (gastrinoma) dicurigai bila pasien datang dengan ulkus peptikum berat atau ulkus yang tidak sembuh dengan terapi medis standar. Sindrom ini diidentifikasi melalui temuan berikut : hipersekresi getah lambung, ulkus duodenal, dan gastrinoma(tumor sel istel) dalam pancreas. 90% tumor ditemukan dalam gastric triangle yang mengenai kista dan duktus koledokus, bagian kedua dan tiga dari duodenum, dan leher korpus pancreas. Kira-kira ⅓ dari gastrinoma adalah ganas(maligna).<br /> Diare dan stiatore(lemak yang tidak diserap dalam feces)dapat ditemui. Pasien ini dapat mengalami adenoma paratiroid koeksisten atau hyperplasia, dan karenanya dapat menunjukkan tanda hiperkalsemia. Keluhan pasien paling utama adalah nyeri epigastrik. Ulkus stress adalah istilah yang diberikan pada ulserasi mukosa akut dari duodenal atau area lambung yang terjadi setelah kejadian penuh stress secara fisiologis. Kondisi stress seperti luka bakar, syok, sepsis berat, dan trauma dengan organ multiple dapat menimbulkan ulkus stress. Endoskopi fiberoptik dalam 24 jam setelah cedera menunjukkan erosi dangkal pada lambung, setelah 72 jam, erosi lambung multiple terlihat. Bila kondisi stress berlanjut ulkus meluas. Bila pasien sembuh, lesi sebaliknya. Pola ini khas pada ulserasi stress.<br /> Pendapat lain yang berbeda adalah penyebab lain dari ulserasi mukosa. Biasanya ulserasi mukosa dengan syok ini menimbulkan penurunan aliran darah mukosa lambung. Selain itu jumlah besar pepsin dilepaskan. Kombinasi iskemia, asam dan pepsin menciptakan suasana ideal untuk menghasilkan ulserasi. Ulkus stress harus dibedakan dari ulkus cushing dan ulkus curling, yaitu dua tipe lain dari ulkus lambung. Ulkus cushing umum terjadi pada pasien dengan trauma otak. Ulkus ini dapat terjadi pada esophagus, lambung, atau duodenum, dan biasanya lebih dalam dan lebih penetrasi daripada ulkus stress. Ulkus curling sering terlihat kira-kira 72 jam setelah luka bakar luas.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Bagan Patofisiologi<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />E. Komplikasi<br />Sebagian besar ulkus bisa disembuhkan tanpa disertai komplikasi lanjut. Tetapi pada beberapa kasus, ulkus peptikum bisa menyebabkan komplikasi yang bisa berakibat fatal, seperti penetrasi, perforasi, perdarahan dan penyumbatan. <br />1. Penetrasi<br />Sebuah ulkus dapat menembus dinding otot dari lambung atau duodenum dan sampai ke organ lain yang berdekatan, seperti hati atau pankreas. Hal ini akan menyebabkan nyeri tajam yang hebat dan menetap, yang bisa dirasakan diluar daerah yang terkena (misalnya di punggung, karena ulkus duodenalis telah menembus pankreas). Nyeri akan bertambah jika penderita merubah posisinya. Jika pemberian obat tidak berhasil mengatasi keadaan ini, mungkin perlu dilakukan pembedahan. <br /><br />2. Perforasi<br />Ulkus di permukaan depan duodenum atau (lebih jarang) di lambung bisa menembus dindingnya dan membentuk lubang terbuka ke rongga perut. Nyeri dirasakan secara tiba-tiba, sangat hebat dan terus menerus, dan dengan segera menyebar ke seluruh perut. Penderita juga bisa merasakan nyeri pada salah satu atau kedua bahu, yang akan bertambah berat jika penderita menghela nafas dalam. Perubahan posisi akan memperburuk nyeri sehingga penderita seringkali mencoba untuk berbaring mematung. Bila ditekan, perut terasa nyeri. Demam menunjukkan adanya infeksi di dalam perut. Jika tidak segera diatasi bisa terjadi syok. Keadaan ini memerlukan tindakan pembedahan segera dan pemberian antibiotik intravena. <br /><br />3. Perdarahan<br />Perdarahan adalah komplikasi yang paling sering terjadi. Gejala dari perdarahan karena ulkus adalah: <br />a. Muntah darah segar atau gumpalan coklat kemerahan yang berasal dari makanan yang sebagian telah dicerna, yang menyerupai endapan kopi .<br />b. Tinja berwarna kehitaman atau tinja berdarah. Dengan endoskopi dilakukan kauterisasi ulkus. Bila sumber perdarahan tidak dapat ditemukan dan perdarahan tidak hebat, diberikan pengobatan dengan antagonis-H2 dan antasid. Penderita juga dipuasakan dan diinfus, agar saluran pencernaan dapat beristirahat. <br />Bila perdarahan hebat atau menetap, dengan endoskopi dapat disuntikkan bahan yang bisa menyebabkan pembekuan. Jika hal ini gagal, diperlukan pembedahan.<br /><br />4. Penyumbatan<br />Pembengkakan atau jaringan yang meradang di sekitar ulkus atau jaringan parut karena ulkus sebelumnya, bisa mempersempit lubang di ujung lambung atau mempersempit duodenum. Penderita akan mengalami muntah berulang, dan seringkali memuntahkan sejumlah besar makanan yang dimakan beberapa jam sebelumnya. <br />Gejala lainnya adalah rasa penuh di perut, perut kembung dan berkurangnya nafsu makan. Lama-lama muntah bisa menyebabkan penurunan berat badan, dehidrasi dan ketidakseimbangan mineral tubuh. Mengatasi ulkus bisa mengurangi penyumbatan, tetapi penyumbatan yang berat memerlukan tindakan endoskopik atu pembedahan.<br /><br />F. Pemeriksaan Penunjang<br />Nyeri lambung yang khas merupakan petunjuk adanya ulkus. Diperlukan beberapa pemeriksaan untuk memperkuat diagnosis karena kanker lambung juga bisa menyebabkan gejala yang sama.<br />1. Endoskopi adalah suatu prosedur dimana sebuah selang lentur dimasukkan melalui mulut dan bisa melihat langsung ke dalam lambung. Pada pemeriksaan endoskopi, bisa diambil contoh jaringan untuk keperluan biopsi. Keuntungan dari endoskopi: <br />a. lebih dapat dipercaya untuk menemukan adanya ulkus dalam duodenum dan dinding belakang lambung dibandingkan dengan pemeriksaan rontgen <br />b. lebih bisa diandalkan pada penderita yang telah menjalani pembedahan lambung<br />c. bisa digunakan untuk menghentikan perdarahan karena ulkus.<br /><br />2. Rontgen dengan kontras barium dari lambung dan duodenum (juga disebut barium swallow atau seri saluran pencernaan atas) dilakukan jika ulkus tidak dapat ditemukan dengan endoskopi. <br />3. Analisa lambung merupakan suatu prosedur dimana cairan lambung dihisap secara langsung dari lambung dan duodenum sehingga jumlah asam bisa diukur. Prosedur ini dilakukan hanya jika ulkusnya berat atau berulang atau sebelum dilakukannya pembedahan. <br />4. Pemeriksaan darah tidak dapat menentukan adanya ulkus, tetapi hitung jenis darah bisa menentukan adanya anemia akibat perdarahan ulkus. Pemeriksaan darah lainnya bisa menemukan adanya Helicobacter pylori. <br /><br />G. Pengobatan<br />Salah satu segi pengobatan ulkus duodenalis atau ulkus gastrikum adalah menetralkan atau mengurangi keasaman lambung. Proses ini dimulai dengan menghilangkan iritan lambung (misalnya obat anti peradangan non-steroid, alkohol dan nikotin). <br />Makanan cair tidak mempercepat penyembuhan maupun mencegah kambuhnya ulkus. Tetapi penderita hendaknya menghindari makanan yang tampaknya menyebabkan semakin memburuknya nyeri dan perut kembung.<br />1. Antasid<br />Antasid mengurangi gejala, mempercepat penyembuhan dan mengurangi jumlah angka kekambuhan dari ulkus. Sebagian besar antasid bisa diperoleh tanpa resep dokter. Kemampuan antasid dalam menetralisir asam lambung bervariasi berdasarkan jumlah antasid yang diminum, penderita dan waktu yang berlainan pada penderita yang sama. Pemilihan antasid biasanya berdasarkan kepada rasa, efek terhadap saluran pencernaan, harga dan efektivitasnya. Tablet mungkin lebih disukai, tetapi tidak seefektif obat sirup.<br />a. Antasid yang dapat diserap<br />Obat ini dengan segera akan menetralkan seluruh asam lambung. <br />Yang paling kuat adalah natrium bikarbonat dan kalsium karbonat, yang efeknya dirasakan segera setelah obat diminum. <br />Obat ini diserap oleh aliran darah, sehingga pemakaian terus menerus bisa menyebabkan perubahan dalam keseimbangan asam-basa darah dan menyebabkan terjadinya alkalosis (sindroma alkali-susu). Karena itu obat ini biasanya tidak digunakan dalam jumlah besar selama lebih dari beberapa hari. <br />b. Antasid yang tidak dapat diserap<br />Obat ini lebih disukai karena efek sampingnya lebih sedikit, tidak menyebabkan alkalosis. Obat ini berikatan dengan asam lambung membentuk bahan yang bertahan di dalam lambung, mengurangi aktivitas cairan-cairan pencernaan dan mengurangi gejala ulkus tanpa menyebabkan alkalosis. Tetapi antasid ini mempengaruhi penyerapan obat lainnya (misalnya tetracycllin, digoxin, dan zat besi) ke dalam darah.<br />c. Alumunium Hdroksida<br />Merupakan antasid yang relatif aman dan banyak digunakan. Tetapi alumunium dapat berikatan dengan fosfat di dalam saluran pencernaan, sehingga mengurangi kadar fosfat darah dan mengakibatkan hilangnya nafsu makan dan lemas. Resiko timbulnya efek samping ini lebih besar pada penderita yang juga alkoholik dan penderita penyakit ginjal (termasuk yang menjalani hemodialisa). Obat ini juga bisa menyebabkan sembelit. <br />d. Magnesium Hidroksida<br />Merupakan antasid yang lebih efektif daripada alumunium hidroksida. <br />Dosis 4 kali 1-2 sendok makan/hari biasanya tidak akan mempengaruhi kebiasaan buang air besar; tetapi bila lebih dari 4 kali bisa menyebabkan diare. <br />Sejumla kecil magnesium diserap ke dalam darah, sehingga obat ini harus diberikan dalam dosis kecil kepada penderita yang mengalami kerusakan ginjal. <br />Banyak antasid yang mengandung magnesium dan alumunium hidroksida.<br /><br />2. Obat-Obat Ulkus<br />Ulkus biasanya diobati minimal selama 6 minggu dengan obat-obatan yang mengurangi jumlah asam di dalam lambung dan duodenum. Obat ulkus bisa menetralkan atau mengurangi asam lambung dan meringankan gejala, biasanya dalam beberapa hari.<br />a. Sucralfat<br />Cara kerjanya adalah dengan membentuk selaput pelindung di dasar ulkus untuk mempercepat penyembuhan. Sangat efektif untuk mengobati ulkus peptikum dan merupakan pilihan kedua dari antasid. Sucralfate diminum 3-4 kali/hari dan tidak diserap ke dalam darah, sehingga efek sampingnya sedikit, tetapi bisa menyebabkan sembelit. <br />b. Antagonis H2<br />Contohnya adalah cimetidine, ranitidine, famotidine, dan nizatidine. Obat ini mempercepat penyembuhan ulkus dengan mengurangi jumlah asam dan enzim pencernaan di dalam lambung dan duodenum. Diminum 1 kali/hari dan beberapa diantaranya bisa diperoleh tanpa resep dokter. Pada pria cimetidine bisa menyebabkan pembesaran payudara yang bersifat sementara dan jika diminum dalam waktu lama dengan dosis yang tinggi bisa menyebabkan impotensi. Perubahan mental (terutama pada penderita usia lanjut), diare, ruam, demam dan nyeri otot telah dilaporkan terjadi pada 1% penderita yang mengkonsumsi cimetidine. Jika penderita mengalami salah satu dari efek samping tersebut diatas, maka sebaiknya cimetidine diganti dengan antagonis H2 lainnya. Cimetidine bisa mempengaruhi pembuangan obat tertentu dari tubuh (misalnya teofilin untuk asma, warfarin untuk pembekuan darah dan phenytoin untuk kejang). <br />c. Penghambat pompa proton<br />Contohnya omeprazole, lansoprazole, rabeprazole, esomeprazole, pantoprazole. Merupakan obat yang sangat kuat menghambat pembentukan enzim yang diperlukan lambung untuk membuat asam. Obat ini dapat secara total menghambat pelepasan asam dan efeknya berlangsung lama. <br />Terutama efektif diberikan kepada penderita esofagitis dengan atau tanpa ulkus esofageal dan penderita penyakit lainnya yang mempengaruhi pembentukan asam lambung (misalnya sindroma Zollinger-Ellison).<br />d. Antibiotik<br />Digunakan bila penyebab utama terjadinya ulkus adalah Helicobacter pylori. Pengobatan terdiri dari satu macam atau lebih antibiotik dan obat untuk mengurangi atau menetralilsir asam lambung. Yang paling banyak digunakan adalah kombinasi bismuth subsalisilat dengan tetracycline dan metronidazole atau amoxycillin, dan clarithromycin. Kombinasi efektif lainnya adalah omeprazole dan antibiotik. Pengobatan ini bisa mengurangi gejala ulkus, bahkan jika ulkus tidak memberikan respon terhadap pengobatan sebelumnya atau jika ulkus sering mengalami kekambuhan.<br />e. Misoprostol<br />Digunakan untuk mencegah ulkus gastrikum yang disebabkan oleh obat-obat anti peradangan non-steroid. Obat ini diberikan kepada penderita artritis yang mengkonsumsi obat anti peradangan non-steroid dosis tinggi. Tetapi obat ini tidak digunakan pada semua penderita artritis tersebut karena menyebabkan diare (pada 30% penderita).<br /><br />H. Asuhan Keperawatan pada Pasien Ulkus Peptikum <br />1. Pengkajian Data Klien<br />a. Aktivitas/istirahat : gejala dan tanda yang mungkin ditemui kelemahan, kelelahan, takikardia, takipnea.<br />b. Sirkulasi : gejala dan tanda yang mungkin ditemui adalah takikardi, disritmia, pengisian kapiler lambat/perlahan, warna kulit pucat, sianosis dan berkeringat.<br />c. Integritas ego : gejala dan tanda meliputi stress akut dan kronis, perasaan tidak berdaya, gelisah, pucat, berkeringat, rentang perhatian menyempit, gemetar.<br />d. Eliminasi : gejala dan tanda meliputi riwayat perdarahan, perubahan pola defekasi, perubahan karakteristik feses, nyeri tekan abdomen, distensi, bising otot meningkat, karakteristik feses (terdapat darah, berbusa, bau busuk), konstipasi (perubahan diet dan penggunaan antasida).<br />e. Makanan/cairan : gejala dan tanda meliputi anoreksia, mual, muntah (warna kopi gelap atau merah), nyeri ulu hati, sendawa, intoleransi terhadap makanan, berat badan menurun.<br />f. Nyeri/keamanan : gejala dan tanda meliputi nyeri yang sangat, seperti rasa terbakar, nyeri hilang setelah makan, nyeri epigastrik kiri ke mid epigastrikdapat menjalar ke punggung.<br /><br />2. Diagnosa Keperawatan<br />Diagnosa yang mungkin muncul adalah <br />a. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung<br />b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah<br />c. Konstipasi berhubungan dengan ketidakadekuatan defekasi<br />d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri kronis<br />e. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri/ketidaknyamanan<br />f. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri<br /><br />3. Intervensi<br />Diagnosa keperawatan Tujuan dan criteria hasil (NOC) Intervensi<br />(NIC)<br />Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung.<br /> <br /> Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, klien dapat menunjukkan nyeri efek merusak yang ditandai dengan :<br /> Gangguan kerja, kepuasan hidup atau kemampuan untuk mengendalikan.<br /> Penurunan konsentrasi<br /> Terganggunya tidur<br /> Penurunan nafsu makan atau kesulitan menelan<br /> Mengenali factor penyebab dan menggunakan tindakan untuk mencegah nyeri<br /> Pengkajian<br /> Gunakan laporan dari pasien sendiri sebagai pilihan pertama untuk mengumpulkan informasi pengkajian.<br /> Dalam mengkaji nyeri pasien, gunakan kata-kata yang konsisten dengan usia dan tingkat perkembangan pasien<br /> <br />Pendidikan untuk pasien dan keluarga<br /> Instruksikan pasien untuk menginformasikan kepada perawat jika pengurang nyeri tidak dapat dicapai<br /> Informasikan pada pasien tentang prosedur yang dapat meningkatkan nyeri dan tawarkan saran koping<br />Aktivitas lain<br /> Bantu pasien untuk lebih berfokus pada aktifitas daripada nyeri/ ketidaknyamanan dengan melakukan pengalihan melalui televisi, radio, tape dan kunjungan.<br /><br />Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, klien dapat menunjukkan status gizi : asupan makanan dan cairan yang ditandai dengan :<br />• Mempertahankan massa tubuh dan berat badan dalam batas normal<br /> Melaporkan keadekuatan tingkat energy. Pengkajian<br /> Tentukan motivasi pasien untuk mengubah kebiasaan makan.<br /> Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. <br /><br />Pendidikan untuk pasien/keluarga<br /> Ajarkan pasien tentang makanan yang bergizi dan tidak mahal<br /> Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana memenuhuinya.<br />Aktivitas kolaboratif<br /> Tentukan dengan melakukan kolaborasi bersama ahli gizi, secara tepat jumlah kalori dan jenis zat gizi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi<br />Aktivitas Lain<br /> Tawarkan makanan porsi besar disiang hari ketika nafsu makan tinggi.<br /> Bantu makan, sesuai dengan kebutuhan<br />Konstipasi berhubungan dengan ketidakadekuatan defekasi<br /> Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, klien dapat menunjukkan kemampuan eliminasi defekasi yang ditandai dengan :<br />• Pola eliminasi dalam rentang yang diharapkan; feses lembut dan terbentuk<br />• Mengkonsumsi cairan dan serat dengan adekuat<br /> Melaporkan keluarnya feses dengan berkurangnya nyeri dan mengejan. Pengkajian<br /> Dapatkan data dasar pada program defekasi, aktivitas, pengobatan, dan pola kebiasaan pasien<br />Pendidikan untuk pasien/keluarga<br /> Tekankan penghindaran mengejan selama defekasi untuk mencegah perubahan pada tanda vital, sakit kepala atau pendarahan<br /><br />Aktivitas Kolaboratif<br /> Minta program dari dokter untuk memberikan bantuan eliminasi, seperti diet tinggi serat, pelembut feses, enema dan laksatif.<br />Aktivitas Lain<br /> Anjurkan pasien untuk meminta obat nyeri sebelum defekasi untuk memudahkan keluarnya feses tanpa nyeri.<br /> Anjurkan aktivitas optimal untuk merangsang eliminasi defekasi pasien.<br /><br />Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri kronis<br /> Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, klien dapat melakukan perawatan diri : aktivitas kehidupan sehari – hari yang ditandai dengan :<br />• Mengidentifikasi aktivitas dan/atau situasi yang menimbulkan kecemasan yang berkontribusi pada intoleransi aktivitas.<br /> Pengkajian<br /> Evaluasi motivasi dan keinginan pasien untuk meningkatkan aktivitas<br /> Pantau asupan nutrisi untuk memastikan keadekuatan sumber – sumber energy.<br />Pendidikan untuk Pasien/keluarga<br /> Instruksikan kepada pasien/keluarga dalam penggunaan tekhnik relaksasi.<br />Aktivitas Kolaboratif<br /> Berikan pengobatan nyeri sebelum aktivitas<br />Aktivitas Lain<br /> Hindari menjadwalkan aktivitas perawatan selama periode istirahat<br /> 6. Bantu pasien untuk mengubah posisi secara berkala, bersandar, duduk, berdiri, dan ambulasi yang dapat ditoleransi.<br />Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri/ketidaknyamana.<br /> Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, klien dapat menunjukkan pola tidur yang normal yang ditandai dengan :<br />• Tidak ada masalah dengan pola, kualitas, dan rutinitas tidur atau istirahat.<br />• Mengidentifikasi tindakan yang dapat meningkatkan tidur atau istirahat<br /><br /> Pengkajian<br /> Tentukan efeksamping pengobatan pada pola tidur pasien.<br /> Pantau pola tidur pasien dan catat hubungan faktor-faktor fisik.<br />Pendidikan Pasien/Keluarga<br /> Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat.<br /> Ajarkan pasien dan orang lain tentang faktor-faktor yang dapat berpengaruh pada gangguan pola tidur.<br /><br />Aktivitas kolaboratif<br /> Diskusikan dengan dokter tentang perlunya meninjau kembali program pengobatan jika berpengaruh pada pola tidur.<br /> Aktivitas lain<br /> Fasilitasi untuk mempertahankan rutinitas waktu tidur pasien.<br /> Ajarkan pasien untuk menghindari makanan dan minuman pada jam tidur yang dapat mengganggu tidurnya.<br /><br />Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, klien dapat melakukan perawatan diri : aktivitas kehidupan sehari – hari yang ditandai dengan :<br />• Melakukan aktivitas kehidupan sehari – hari secara mandiri dengan alat bantu<br /> Meminta bantuan untuk aktivitas mobilisasi, jika diperlukan Pengkajian<br /> Kaji kebutuhan akan bantuan pelayanan kesehatan di rumah dan kebutuhan akan peralatan pengobatan yang tahan lama <br /> Ajarkan pasien tentang dan pantau penggunaan alat bantu mobilitas<br /> gunakan ahli terapi fisik / okupasi sebagai suatu sumber untuk pengembangan perencanaan dan mempertahankan / meningkatkan mobilitas.<br /> awasi seluruh kegiatan mobilitas dan bantu pasien,jika di perlukan.<br /><br /><br />4. Implementasi dan Evaluasi<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /></div>
hianhttp://www.blogger.com/profile/00402633457383956109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2513802924916092574.post-5284378682873321582013-11-30T01:11:00.000-08:002013-11-30T01:11:03.233-08:00Askep Malnutrisi
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">BAB III</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">ASUHAN KEPERAWATAN</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">I.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Pengkajian</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l9 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Riwayat
Keluhan Utama</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pada
umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan gangguan pertumbuhan (berat badan
semakin lama semakin turun), bengkak pada tungkai, sering diare dan keluhan
lain yang menunjukkan terjadinya gangguan kekurangan gizi.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l9 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Riwayat
Kesehatan Sekarang</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Meliputi
pengkajian riwayat prenatal, natal dan post natal, hospitalisasi dan pembedahan
yang pernah dialami, alergi, pola kebiasaan, tumbuh-kembang, imunisasi, status
gizi (lebih, baik, kurang, buruk), psikososial, psikoseksual, interaksi dan
lain-lain. Data fokus yang perlu dikaji dalam hal ini adalah riwayat pemenuhan
kebutuhan nutrisi anak (riwayat kekurangan protein dan kalori dalam waktu
relatif lama).</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l9 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Riwayat
Kesehatan Keluarga</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Meliputi
pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan komunitas,
pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan angota keluarga,
kultur dan kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi
keluarga tentang penyakit klien dan lain-lain.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; mso-list: l9 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">d.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pengkajian
Fisik</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Meliputi
pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan komunitas,
pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan angota keluarga,
kultur dan kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi
keluarga tentang penyakit klien dan lain-lain.Pengkajian secara umum dilakukan
dengan metode head to too yang meliputi: keadaan umum dan status kesadaran,
tanda-tanda vital, area kepala dan wajah, dada, abdomen, ekstremitas dan genito-urinaria.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Fokus
pengkajian pada anak dengan Marasmus-Kwashiorkor adalah pengukuran antropometri
(berat badan, tinggi badan, lingkaran lengan atas dan tebal lipatan kulit).
Tanda dan gejala yang mungkin didapatkan adalah:</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l3 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">1)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Penurunan
ukuran antropometri </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perubahan
rambut (defigmentasi, kusam, kering, halus, jarang dan mudah dicabut)</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l3 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">2)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tanda-tanda
gangguan sistem pernapasan (batuk, sesak, ronchi, retraksi otot intercostal)</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l3 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">3)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Edema
tungkai</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l3 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">4)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kulit
kering, hiperpigmentasi, bersisik dan adanya crazy pavement dermatosis terutama
pada bagian tubuh yang sering tertekan (bokong, fosa popliteal, lulut, ruas
jari kaki, paha dan lipat paha)</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l3 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">5)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pemeriksaan
Penunjang</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 71.45pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">a)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pada
pemeriksaan laboratorium, anemia selalu ditemukan terutama jenis normositik
normokrom karenaadanya gangguan sistem eritropoesis akibat hipoplasia kronis
sum-sum tulang di samping karena asupan zat besi yang kurang dalam makanan,
kerusakan hati dan gangguan absorbsi. Selain itu dapat ditemukan kadar albumin
serum yang menurun.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 71.45pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">b)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pemeriksaan
radiologis juga perlu dilakukan untuk menemukan adanya kelainan pada paru.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">II.
Diagnosa Keperawatan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l10 level1 lfo6; tab-stops: 7.1pt 21.3pt list 39.3pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake makanan tidak adekuat (nafsu makan berkurang). </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(Wong, 2004)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 7.1pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tujuan :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 7.1pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Pasien
mendapat nutrisi yang adekuat</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 7.1pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kriteria hasil<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>:
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 7.1pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>meningkatkan
masukan oral.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 7.1pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Intervensi <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 92.15pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo7; tab-stops: 7.1pt 21.3pt list 57.3pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dapatkan riwayat diet</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 92.15pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo7; tab-stops: 7.1pt 21.3pt list 57.3pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dorong orangtua atau anggota keluarga lain untuk
menyuapi anak atau ada disaat makan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 92.15pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo7; tab-stops: 7.1pt 21.3pt list 57.3pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Minta anak makan dimeja dalam kelompok dan buat waktu
makan menjadi menyenangkan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 92.15pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo7; tab-stops: 7.1pt 21.3pt list 57.3pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">d.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Gunakan alat makan yang dikenalnya</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 92.15pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo7; tab-stops: 7.1pt 21.3pt list 57.3pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">e.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perawat harus ada saat makan untuk memberikan bantuan,
mencegah gangguan dan memuji anak untuk makan mereka</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 92.15pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo7; tab-stops: 7.1pt 21.3pt list 57.3pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">f.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sajikan makansedikit tapi sering</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 92.15pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo7; tab-stops: 7.1pt 21.3pt list 57.3pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">g.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sajikan porsi kecil makanan dan berikan setiap porsi
secara terpisah</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l10 level1 lfo6; tab-stops: 7.1pt list 39.3pt left 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Defisit volume cairan berhubungan dengan diare. </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(Carpenito,
2001:140)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 7.1pt 42.55pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tujuan :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 7.1pt 42.55pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-tab-count: 2;"> </span>Tidak
terjadi dehidrasi</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 4.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 7.1pt 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -70.85pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kriteria hasil :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 70.9pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 7.1pt 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -70.85pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-tab-count: 3;"> </span>Mukosa
bibir lembab, tidak terjadi peningkatan suhu, turgor kulit baik.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 7.1pt 42.55pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Intervensi<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>:
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 92.15pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo8; tab-stops: 7.1pt 42.55pt list 57.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Monitor tanda-tanda vital dan tanda-tanda dehidrasi</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 92.15pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo8; tab-stops: 7.1pt 42.55pt list 57.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Monitor jumlah dan tipe masukan cairan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 92.15pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo8; tab-stops: 7.1pt 42.55pt list 57.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ukur haluaran urine dengan akurat</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l10 level1 lfo6; tab-stops: 7.1pt list 39.3pt left 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan
nutrisi/status metabolik. </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(Doengoes, 2000).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 7.1pt 42.55pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tujuan :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 7.1pt 42.55pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-tab-count: 2;"> </span>Tidak
terjadi gangguan integritas kulit</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 7.1pt 42.55pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kriteria hasil : </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 7.1pt 42.55pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-tab-count: 2;"> </span>kulit
tidak kering, tidak bersisik, elastisitas normal</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 7.1pt 42.55pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Intervesi<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 3.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l8 level1 lfo9; tab-stops: 7.1pt 42.55pt list 57.3pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Monitor kemerahan, pucat,ekskoriasi</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 3.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l8 level1 lfo9; tab-stops: 7.1pt 42.55pt list 57.3pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dorong mandi 2xsehari dan gunakan lotion setelah mandi</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 3.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l8 level1 lfo9; tab-stops: 7.1pt 42.55pt list 57.3pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Massage kulit Kriteria hasilususnya diatas penonjolan
tulang</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 3.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l8 level1 lfo9; tab-stops: 7.1pt 42.55pt list 57.3pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">d.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Alih baring </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l10 level1 lfo6; tab-stops: 7.1pt 21.3pt list 39.3pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan
pertahanan tubuh</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 7.1pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tujuan<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>: </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 7.1pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Pasien tidak menunjukkan
tanda-tanda infeksi</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 7.1pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kriteria hasil: </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 7.1pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>suhu tubuh normal 36,6
C-37,7 C,lekosit dalam batas normal</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 7.1pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Intervensi<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 99.25pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l4 level1 lfo10; tab-stops: 7.1pt list 60.55pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 99.25pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l4 level1 lfo10; tab-stops: 7.1pt list 60.55pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pastikan semua alat yang kontak dengan pasien
bersih/steril</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 99.25pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l4 level1 lfo10; tab-stops: 7.1pt list 60.55pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Instruksikan pekerja perawatan kesehatan dan keluarga
dalam prosedur kontrol infeksi</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 99.25pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l4 level1 lfo10; tab-stops: 7.1pt list 60.55pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">d.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Beri antibiotik sesuai program</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l10 level1 lfo6; tab-stops: 7.1pt list 39.3pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang nya
informasi </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(Doengoes, 2004)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 7.1pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tujuan : </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 7.1pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>pengetahuan pasien dan
keluarga bertambah</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 7.1pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kriteria hasil:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 7.1pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Menyatakan kesadaran dan
perubahan pola hidup,mengidentifikasi hubungan tanda dan gejala.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 7.1pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Intervensi<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 70.9pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo11; tab-stops: 7.1pt list 67.65pt left 3.0cm; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tentukan tingkat pengetahuan orangtua pasien</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 70.9pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo11; tab-stops: 7.1pt list 67.65pt left 3.0cm; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mengkaji kebutuhan diet dan jawab pertanyaan sesuai
indikasi</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 70.9pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo11; tab-stops: 7.1pt list 67.65pt left 3.0cm; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dorong konsumsi makanan tinggi serat dan masukan
cairan adekuat</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 70.9pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo11; tab-stops: 7.1pt list 67.65pt left 3.0cm; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">d.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Berikan informasi tertulis untuk orangtua pasien</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l10 level1 lfo6; tab-stops: 7.1pt list 39.3pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">6.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan
dengan melemahnyakemampuan fisik dan ketergantungan sekunder akibat masukan
kalori atau nutrisi yang tidak adekuat. </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(Carpenito, 2001:157).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 7.1pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tujuan :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 7.1pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Anak mampu tumbuh dan
berkembang sesuai dengan usianya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 7.1pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kriteria hasil<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 7.1pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Terjadi peningkatan dalam perilaku personal, sosial, bahasa, kognitif
atau aktifitas motorik sesuai dengan usianya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 7.1pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Intervensi<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 90.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l5 level1 lfo12; tab-stops: 7.1pt list 57.3pt 90.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ajarkan pada orangtua tentang tugas perkembangan yang
sesuai dengan kelompok usia.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 90.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l5 level1 lfo12; tab-stops: 7.1pt list 57.3pt 90.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kaji tingkat perkembangan anak dengan Denver II</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 90.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l5 level1 lfo12; tab-stops: 7.1pt list 57.3pt 90.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Berikan kesempatan bagi anak yang sakit memenuhi tugas
perkembangan </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 90.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l5 level1 lfo12; tab-stops: 7.1pt list 57.3pt 90.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">d.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Berikan mainan sesuai usia anak.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l6 level1 lfo4; mso-text-indent-alt: -18.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span>I.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">IMPLEMENTASI<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sesuai
dengan intervensi</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l6 level1 lfo4; mso-text-indent-alt: -18.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span>II.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">EVALUASI</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l11 level1 lfo5; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Anak
akan memperlihatkan pemenuhan kebutuhan nutrisi secara adekuat yang ditandai
dengan berat badan normal sesuai dengan usia, nafsu makan meningkat, dan tdak
ditemukan manifestasi mainutrisi.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l11 level1 lfo5; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Anak
tidak menunjukan tanda-tanda dehidrasi yang ditandai dengan ubun-ubun tidak,
turgor kulit normal, membran mukosa lembab, out put urin sesuai.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l11 level1 lfo5; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Anak menunjukan keutuhan integritas kulit yang
ditandai dengan kulit tidak bersisik, tidak kering dan elastisitas kulit
normal.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l11 level1 lfo5; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Anak
akan terbebas dari infeksi.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Orang tua memahami pemenuhan kebutuhann
nitrisi pada anak.<br style="mso-special-character: line-break;" />
<br style="mso-special-character: line-break;" />
</span><span lang="IN"></span></div>
<br />hianhttp://www.blogger.com/profile/00402633457383956109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2513802924916092574.post-16052214417861136572011-09-18T22:57:00.000-07:002011-09-18T22:59:07.939-07:00Trimester I<h2>
Trimester 1</h2>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><b>Dari Zigot menjadi Embrio….<br />
</b></span><span style="font-size: small;">Tahukah yang dimaksud dengan <i>zigot</i>? <i>Zigot</i> adalah sebuah kumpulan sel yang terbagi hingga mencapai 100 sel, yang kemudian disebut dengan <i>blastocyst</i>, yaitu bagian dalam dari sel yang mana akan membentuk <i>embrio</i>. Sementara bagian luar dari sel akan membentuk plasenta yang kemudian memberikan nutrisi dan kehidupan bagi janin.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Tiga minggu sebelum terjadinya kehamilan, <i>blastocyst </i>akan
melekat pada dinding rahim ibu, dan kemudian melepaskan hCG. Hal ini
akan terjadi hanya beberapa hari setelah pembuahan. Dokter kandungan
biasanya akan mulai menghitung masa 40 minggu kehamilan, dari tanggal
hari pertama haid ibu yang terakhir (walaupun biasanya pembuahan sering
terjadi 2 minggu setelahnya, yaitu masa subur ibu).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><img align="left" border="1" height="173" hspace="10" src="http://www.hypno-birthing.web.id/images/janin6w.jpg" width="130" />Pada usia 5 minggu, otak, sumsum tulang belakang, jantung dan beberapa organ lainnya mulai terbentuk. Saat ini <i>embrio</i> dibentuk dari 3 lapisan yaitu <i>ectoderm, mesoderm, dan endoderm</i>. Setiap jaringan dan organ janin akan dibentuk dari 3 lapisan ini. <i>Ectoderm</i> akan membentuk sistem saraf dan tulang belakang, <i>mesoderm</i> akan membentuk jantung dan sistem peredaran darah, dan <i>endoderm</i>
akan membentuk paru – paru, sistem pencernaan, kelenjar tiroid, hati,
dan pankreas. Sementara itu, plasenta dan tali pusar mulai terbentuk,
dimana tali pusar akan berfungsi untuk mengirimkan nutrisi dan makanan
untuk <i>embrio</i> yang masih berkembang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Walaupun saat ini <i>embrio </i>masih seukuran biji
beras, ibu hamil akan mulai merasakan tanda-tanda awal kehamilan seperti
mual muntah di pagi hari, sering buang air kecil, mengantuk, dan
keinginan untuk suatu jenis makanan. Payudara mulai terasa membesar, dan
lebih lembek. Beberapa ibu bahkan mulai bertambah berat badannya.
Tetapi pada umumnya, karena mual muntah, berat badan akan menurun. Pada
masa inilah biasanya ibu mulai berkunjung ke dokter kandungan, dan pada
minggu kelima ini, USG sudah dapat menangkap detak jantung janin.<br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Ibu harus extra hati – hati pada trimester pertama
ini, karena saat inilah organ – organ utama janin mulai dibentuk.
Sebaiknya ibu menghindari minum alkohol, obat – obatan tanpa pengawasan
dokter, kafein, dan rokok. Ibu juga dianjurkan untuk makan makanan yang
bergizi, berolahraga ringan secara teratur dan mengkonsumsi vitamin
untuk memperkuat janin yang biasanya berupa asam folat</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><b>Dari embrio menjadi janin</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><img align="left" border="1" height="144" hspace="10" src="http://www.hypno-birthing.web.id/images/janin12w.jpg" width="160" />Pada minggu – minggu terakhir trimester 1, <i>embrio</i> mulai memiliki bentuk seperti struktur wajah dan tunas yang kemudian membentuk tangan dan kaki.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Pada minggu ke 8, <i>embrio</i> kemudian menjadi<i> janin.</i>
Organ – organ tubuh seperti ginjal, hati, paru – paru dan otak mulai
berfungsi. Jari – jari mulai berbentuk demikian juga alat kelamin (yang
belum dapat terlihat karena belum berbentuk penis ataupun vagina). Pada
beberapa ibu, bajunya sudah terasa lebih ketat walaupun belum harus
memakai baju hamil.</span></div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
Dari: <a href="http://www.hypno-birthing.web.id/?page_id=13"> www.hypno-birthing.web.id</a></div>
hianhttp://www.blogger.com/profile/00402633457383956109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2513802924916092574.post-51729743831011894092011-09-18T22:49:00.000-07:002011-09-18T22:50:00.406-07:00Ingin Anak Pintar? Beri ASI EksklusifIngin Anak Pintar? Beri ASI Eksklusif<br />Dikirim oleh Evariny A. untuk Seputar ASI<br /><br />Siapa yang tidak ingin memiliki anak yang cerdas dan sehat. Kita sering melihat di televisi bayi-bayi yang lucu dan sehat serta `menggemaskan`. Kurangnya informasi dan berkembangnya informasi yang kurang tepat berakibat pada kurangnya pengetahuan masyarakat bahwa ASI Eksklusif adalah langkah awal agar bayi kita cerdas dan sehat dengan budi pekerti yang baik. Pemberian ASI Eksklusif dilakukan dari menit pertama bayi lahir, diletakan di dada ibunya sehingga bayi dapat menyusu sendiri, sampai pada umur bayi 6 bulan, tanpa diberi apapun selain ASI. Tidak susu formula, air putih, air gula apalagi makanan padat. kecuali sedikit vitamin dan obat.<br /><br />Pada tahun 1997-2002 American Academy of Pediatric merekomendasikan bahwa ASI sumber makanan tunggal untuk bayi sampai 6 bulan pertama kehidupannya. Dilanjutkan dengan makanan pendamping ASI pada umur bayi 6 bulan sampai bayi berumur 2 tahun(AAP 1997, 2002)<br /><br />Diantara keuntungan ASI Eksklusif adalah meningkatkan kecerdasan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan antara lain:<br /><br />a. Faktor Genetika,<br /><br />ini merupakan modal dasar yang tidak dapat dimanipulasi oleh siapapun, karena langsung diturunkan oleh kedua orang tuanya.<br /><br />b. Faktor Lingkungan<br /><br />Manusia adalah mahluk sempurna, dan kesempurnaan itu melalui tahapan-tahapan tersendiri, faktor genetis tidak serta merta dapat mampu membentuk karakter manusia, atau kecerdasan tinggi, tetapi dibutuhkan faktor lingkungan sebagai stimulator kecerdasan alaminya. Diantaranya : adanya pertumbuhan fisik biomedis otak lebih kita kenal dengan ASUH<br /><br />ASUH atau fisik-biomedis yaitu kepandaian yang berhubungan dengan OTAK, dimana faktor pendukung pertumbuhan ini adalah Nutrisi, dan ASI Eksklusif nutrisi terbaik baik dari sisi kualitas atau kuantitas, untuk masa pertumbuhan Otak yaitu umur 0 – 6 bulan. Selain itu hanya ASI yang mengandung zat pertumbuhan otak ( DHA, AA, Taurin,Lactosa ) yang hanya sedikit sekali terkandung pada susu sapi atau bahkan tidak ada sama sekali. Maka, apabila si bayi kekurangan gizi berat pada masa percepatan pertumbuhan otak ini (0-6 bulan) akan terjadi pengurangan jumlah sel otak 15-20%.<br /><br />Untuk dapat kecerdasan yang baik manusia membutuhkan juga stimulasi rangsangan dan pendidikan atau dengan kata lain ASAH. agar hardware yang ada semakin matang.<br /><br />ASAH atau stimulan ini terjadi pertama kali saat inisiasi menyusui dini, dan pemberian ASI eksklusif adalah starting point dimana sang bayi mendapat rangsangan dari ibunya, belaian, ungkapan sayang, pandangan dan kata-kata yang terlontar oleh ibu adalah mediator pembelajaran yang menjadi stimulasi otak untuk mengenal alam semesta. Follow up Studi di New Zealand,mengatakan bahwa bayi-bayi yang disusui menunjukan perkembangan bahasa dan IQ lebih tinggi pada usia 3,5 dan 7 tahun.lalu pada tahun 1998 penelitian terhadap 1000 anak selama 18 tahun di New Zealand juga menyebutkan, Anak ASI mempunyai IQ dan mencapai tingkatan akademik lebih tinggi. Kemudian diperkuat oleh penelitian di Jama tahun 2002 yang dilakukan pada 3253 orang di Denmark, hasilnya ada korelasi kongkrit antara lamanya pemberian ASI dan peningkatan IQ, orang yang disusui kurang dari 1 bulan mempunyai IQ 5 point lebih rendah dari yang disusui setidaknya 7-9 bulan.<br /><br />Akan tetapi ASUH dan ASAH belum cukup tanpa adanya ASIH. pada prinsipnya kelahiran adalah trauma bagi bayi, bagaimana tidak? Dalam rahim bayi merasa nyaman dan tenang, dipeluk hangat oleh dinding rahim, adanya skin to skin contact, lalu didendangkan dengan detak jantung ibu, dibelai lembut air ketuban yang mengalir, dan diayun-ayun oleh gerak nafas bunda. Makanya kelahiran trauma bagi bayi. Karena tidak ada lagi kenyamanan itu setelah dia dilahhirkan. Maka, dengan disusui eksklusif bayi akan lebih sering didekap oleh bunda, dibelai dan bayi akan merasa aman dan terlindungi dia juga akan merasa bahwa orang-orang sangat mencintainya.<br /><br />Maka, bonding yang baik adalah dasar terbentuknya suasana secure attachment, sehingga dia tumbuh dalam suasana penuh dengan cinta kasih dan mencintai sesamanya, juga spiritual yang baik. Karena dengan menyusui dini, bayi diajarkan bagaimana bersosialisasi dini, melatih kestabilan emosional sehingga EQ-nya meningkat.<br /><br />Andaikan keindahan itu tidak cepat berlalu, kurangnya informasi dan gencarnya iklan susu formula, memaksa ibu-ibu untuk menyerah dan tidak percaya diri, bahwa pemberian Tuhan tidak akan pernah terkalahkan oleh ciptaan manusia.<br /><br />Sumber: Sentra Laktasi Indonesia<br />
<br />
dari: <a href="http://www.hypno-birthing.web.id/?p=350">www.hypno-birthing.web.id </a>hianhttp://www.blogger.com/profile/00402633457383956109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2513802924916092574.post-2280195619632286682011-02-23T20:25:00.000-08:002011-02-23T20:25:39.763-08:00askepklik dibawah ini ya...<br />
1. <a href="http://www.ziddu.com/download/13934931/lampiran_24_02_2011.zip.html">format askep</a>hianhttp://www.blogger.com/profile/00402633457383956109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2513802924916092574.post-89327001760337048192010-10-17T22:14:00.001-07:002010-10-17T07:11:33.958-07:00Asal dan Eksitasi Periodik Jantung<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">ASAL DAN EKSITASI PERIODIK JANTUNG</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Urutan normal bagian-bagian jantung yang berdenyut: kontraksi atrium (sistolik atrium) diikuti oleh kontraksi ventrikel (sistolik ventrikel) dan selam diastolik keempat ruangan relaksasi. Denyut jantung berasal khusus dari system konduksi jantung dan menyebar melalui system ini ke seluruh bagian miokardium. Struktur yang membentuk system konduksi adalah nodus sinoatriale (nodus SA), lintasan internodal atrium, nodus atrioventrikuler (nodus AV), berkas His, cabang-cabangnya, dan system Purkinye. Berbagai bagian system konduksi ini dan, dalam keadaan abnormal, bagian-bagian miokardium secara spontan mampu mengeluarkan rangsangan. Akan tetapi, dalam keadaan normal nodus SA mengeluarkan impuls paling cepat, depolarisasi menyebar dari SA ke bagian-bagian lain sebelum bagian-bagian ini mengeluarkan impuls secara spontan. Oleh karena itu, dalam keadaan normal nodus SA merupakan alat pacu jantung (pace maker) normal, kecepatan mengeluarkan impuls menentukan frekuensi denyut jantung. Impuls yang ditimbulkan pada nodus SA berjalan melalui lintasan atrium ke nodus AV, melalui lintasan atrium ke nodus atrium ke AV, melalui nodus ini ke bunder His dan melalui cabang-cabang Berkas His dengan perantaraan sistem Purkinye ke otot ventrikel.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pertimbangan Anatomi</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Pada jantung mamalia yang mempunyai 4 ruangan, nodus SA terletak pada perbatasan vena cava superior dan atrium kanan. Nodus AV terletak pada bagian posterior kanan septum interatriale. Terdapat 3 berkas serabut-serabut atrium yang mengandung serabut-serabut jenis Purkinye dan menghantarkan impuls dari nodus SA ke nodus AV; traktus internodal anterior Banchmann, traktus internodal media Wenkebach, dan traktus internodal Thorel. Serabut-serabut ini berkumpul menjadi satu dan sailing menjalin dengan serabut-serabut dalam nodus AV. Nodus AV dilanjutkan dengan berkas His, yang memberi cabang kiri pada puncak septum interventrikulare dan melanjutkan diri sebagai cabang kanan. Berkas cabang kiri bercabang menjadi fasiculus anterior dan fasiculus posterior. Cabang-cabang dan fasiculus berjalan dalam subendokardial menuruni septum dan berhubungan dengan sistem Purkinye, yaitu serabut-serabut yang menyebar ke seluruh bagian miokardium ventrikel.</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Sistem konduksi terdirii dari modifikasi otot jantung bergaris tetapi mempunyai batas-batas yang tidak jelas. Sistem konduksi lebih kaya glikogen dan lebih banyak mempunyai sarkoplasma daripada serabut otot jantung lainnya. Serabut otot atrium dipisahkan dari otot ventrikel oleh cincin jaringan fibrosa, dan dalam keadaan normal hanya berkas His yang merupakan jaringan penghantar antara atrium dan ventrikel.</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Nodus SA berasal dari struktur bagian kanan embrio, dan nodus AV dari struktur sebelah kiri. Itulah sebabnya pada orang dewasa nervus vagus kanan terutama mempersarafi nodus SA dan nervus vagus kiri mempersarafi nodus AV. Ke dua daerah tersabut menerima saraf noradrenergik dari ganglion simpatis cervicalis melalui nervus cardiacus. Serabut-serabut noradrenergik tersebar pada miokardium atrium dan ventrikel, erabut-serabut nervus vagus mungkin hanya tersebar pada jaringan nodus dan otot atrium.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sifat-Sifat Otot Jantung</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Serabut-serabut miokardium mempunyai potensial membran istirahat kira-kira -80 mV. Masing-masing serabut umumnya dipisahkan satu sama lain oleh membran, tetapi depolarisasi menyebar secara radial melalui serabut-serabut otot jantung seakan-akan serabut-serabut otot jantung merupakan sinsistium sebab terdapat ”gap junction”. Potensial aksi satu sel otot jantung ditandai oleh depolarisasi yang cepat, dan proses repolarisasi yang plateau dan lambat. Rekaman ekstrasel potensial aksi mirip bentuk QRST elektrokardiogram. Depolarisasi awal disebabkan karena peningkatan permeabilitas Na+ (peningkatan konduktan saluran-saluran Na+ pada membran sel). Hal ini diiluti oleh kenaikan permeabilitas Ca2+ yang lebih lambat yang mengakibatkan plateau. Repolarisasi setelah plateau disebabkan karena kelambatan peningkatan permeabilitas K+.</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Sel yang mendapatkan rangsangan ritmis mempunyai ptensial membran yang tidak stabil setelah tiap-tiap impuls turun sampai ”firing level” (preptensial atau potensial pacemaker). Hal ini merangsang impuls berikutnya. Prepotensial disebabkan karena penurunan permeabilitas K+ yang terus menerus. Kecepatan dimana potensial membran berkurang sampai ”firing level” menentukan ecepatan perangsangan jaringan. Normal prepotensial hanya menyolok pada nodus SA dan AV, tetapi disini terdapat ”pacemaker laten” pada bagian-bagian lain sistem penghantar yang menuju kepadanya terhambat. Serabut otot atrium dan ventrikel tidak mempunyai prepotensial, dan mereka hanya terangsang secara spontan bila keadaan abnormal.</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Bila serabut kolibergik vagus yang menuju ke jaringan nodus rangsang, kelandaian prepotensial menurun, karena asetikolkolin yang dilepaskan pada ujung-ujung saraf meningkat permeabilitas jaringan nodus terhadap K+ melalui reseptor-reseptor muskaram. Ini menurunkan kecepatan firing. Selain itu asetilkolin menurunkan kondukta salulran Ca2+ melalui reseptor muskarinik. Perangsangan vagus yang kuat secara spontan dapat menghilangkan perangsangan untuk beberapa saat, Sebaliknya, perangsangan saraf simpatis jantung menyebabkan potensial membran turun lebih cepat dan kecepatan perangsangan spontan meningkat. Hal ini disebabkan karena mediator noradrenergik, norepinefrin yang melalui reseptor-reseptor β-adrenergik menimbulkan kecepatan dimana permeabilittas K+ menurun antara potensial aksi. Selain itu, norepinefrin bekerja melalui reseptor-reseptor adrenergik untuk meningkatkan konduktan pada saluran Ca2+. Jadi membuat potensial aksi lebih besar dan meningkatkan kekuatan setiap kontraksi jantung.</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Kecepatan perangsangan nodus SA dan jaringan nodus lainnya dipengaruhi oleh suhu dan oleh obat-obatan. Frekwensi perangsangan meningkat bila suhu meningkat, dan ini dapat mempercepat takikardi yang berhubungan dengan demam. Digitalis menekan jaringan nodus dan menimbulkan efek yang menyerupai perangsangan vagus, khususnya pada nodus AV.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Penyebaran Eksitasi Jantung</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Depolarisasi yang ditimbulkan oleh nodus SA menyebar secara radial melalui atrium, mengumpul pada nodus AV. Depolarisasi atrium sempurna/lengkap kira-kira dalam 0,1 detik. Karena penghantaran dalam nodus AV lambat, disini terdapat penghambatan kira-kira 0,1 deetik (AV nodal deay), sebelum eksitasi menyebar ke ventrikel. Penghambatan ini memendek dengan merangsang saraf simpatis yang menuju jantung dan memanjang dengan merangsang vagus. Dari pucak septum, gelombang depolarisasi menyebar dengan cepat dalam serabut penghantar Purkinye ke semua bgian ventrikel dalam0,08-0,1 detik. Pada manusia, depolarisasi otot ventrikel mulai pada sisi kiri septum interventrikulare dan mula-mula berjalan ke kanan melalui bagian tengah septum. Gelombang depolarisasi kemudian menyebat menuruni septum ekapex jantung. Gelombang depoarisasi kembali mengikuti dinding ventrikel ke jalur AV, beralih dari endokardium ke permukaan epikardium. Bagian terakhir jantung yang mengalami depolarisasi adalah bagian posterobasal ventrikel kiri, konus pulmonaris, dan bagian atas septum.</span></div>hianhttp://www.blogger.com/profile/00402633457383956109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2513802924916092574.post-84446511585487953752010-10-17T22:14:00.000-07:002010-10-17T07:10:49.673-07:00Perikarditis Akut<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="width: 100%;"><tbody>
<tr> <td style="-moz-background-inline-policy: -moz-initial; background: none repeat scroll 0% 50% white; padding: 2.25pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"><b><span style="border: 1pt solid rgb(237, 221, 153); color: #283426; font-family: "Calibri","sans-serif"; padding: 1pt;"> </span></b><b><span style="color: #283426; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 18pt;">Perikarditis Akut</span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span style="border: 1pt solid rgb(237, 221, 153); color: #283426; font-family: "Calibri","sans-serif"; padding: 1pt;">DEFINISI</span></b><span style="color: #283426; font-family: "Calibri","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal"><br />
</div><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="width: 100%;"><tbody>
<tr> <td style="-moz-background-inline-policy: -moz-initial; background: none repeat scroll 0% 50% white; padding: 2.25pt;" valign="top"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12pt;"><span style="color: #283426; font-family: "Calibri","sans-serif";">Perikarditis Akut adalah peradangan pada <i>perikardium</i> (kantung selaput jantung), yang dimulai secara tiba-tiba dan sering menyebabkan nyeri. <br />
Peradangan menyebabkan cairan dan produk darah (<i>fibrin</i>, sel darah merah dan sel darah putih) memenuhi rongga perikardium. <o:p></o:p></span></div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal"><br />
</div><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="width: 100%;"><tbody>
<tr> <td style="-moz-background-inline-policy: -moz-initial; background: none repeat scroll 0% 50% white; padding: 2.25pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"><b><span style="border: 1pt solid rgb(237, 221, 153); color: #283426; font-family: "Calibri","sans-serif"; padding: 1pt;">PENYEBAB</span></b><span style="color: #283426; font-family: "Calibri","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal"><br />
</div><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="width: 100%;"><tbody>
<tr> <td style="-moz-background-inline-policy: -moz-initial; background: none repeat scroll 0% 50% white; padding: 2.25pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"><span style="color: #283426; font-family: "Calibri","sans-serif";">Perikarditis akut memiliki bermacam-macam penyebab, mulai dari infeksi virus sampai kanker. <br />
Penyebab lainnya adalah: <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span style="color: #283426; font-family: "Calibri","sans-serif";"> AIDS <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span style="color: #283426; font-family: "Calibri","sans-serif";"> Serangan jantung (infark miokardial) <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span style="color: #283426; font-family: "Calibri","sans-serif";"> Pembedahan jantung <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span style="color: #283426; font-family: "Calibri","sans-serif";"> Lupus eritematosus sistemik <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span style="color: #283426; font-family: "Calibri","sans-serif";"> Penyakit rematik <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span style="color: #283426; font-family: "Calibri","sans-serif";"> Kegagalan ginjal <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span style="color: #283426; font-family: "Calibri","sans-serif";"> Cedera <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span style="color: #283426; font-family: "Calibri","sans-serif";"> Terapi penyinaran <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12pt;"><span style="color: #283426; font-family: "Calibri","sans-serif";"> Kebocoran darah dari suatu <i>aneurisma aorta</i>. <br />
<br />
Perikarditis akut juga bisa merupakan akibat dari efek samping obat tertentu (misalnya antikoagulan, penisilin, prokainamid, fenitoin dan fenilbutazon). <o:p></o:p></span></div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal"><br />
</div><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="width: 100%;"><tbody>
<tr> <td style="-moz-background-inline-policy: -moz-initial; background: none repeat scroll 0% 50% white; padding: 2.25pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"><b><span style="border: 1pt solid rgb(237, 221, 153); color: #283426; font-family: "Calibri","sans-serif"; padding: 1pt;">GEJALA</span></b><span style="color: #283426; font-family: "Calibri","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal"><br />
</div><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="width: 100%;"><tbody>
<tr> <td style="-moz-background-inline-policy: -moz-initial; background: none repeat scroll 0% 50% white; padding: 2.25pt;" valign="top"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12pt;"><span style="color: #283426; font-family: "Calibri","sans-serif";">Biasanya perikarditis akut menyebabkan demam dan nyeri dada, yang menjalar ke bahu kiri dan kadang ke lengan kiri. <br />
Nyerinya menyerupai serangan jantung, tetapi pada perikarditis akut nyeri ini cenderung bertambah buruk jika berbaring, batuk atau bernafas dalam. <br />
<br />
Perikarditis dapat menyebabkan <i>tamponade jantung</i>, suatu keadaan yang bisa berakibat fatal. <o:p></o:p></span></div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal"><br />
</div><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="width: 100%;"><tbody>
<tr> <td style="-moz-background-inline-policy: -moz-initial; background: none repeat scroll 0% 50% white; padding: 2.25pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"><b><span style="border: 1pt solid rgb(237, 221, 153); color: #283426; font-family: "Calibri","sans-serif"; padding: 1pt;">DIAGNOSA</span></b><span style="color: #283426; font-family: "Calibri","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal"><br />
</div><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="width: 100%;"><tbody>
<tr> <td style="-moz-background-inline-policy: -moz-initial; background: none repeat scroll 0% 50% white; padding: 2.25pt;" valign="top"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12pt;"><span style="color: #283426; font-family: "Calibri","sans-serif";">Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik (mendengarkan bunyi jantung dengan stetoskop). <br />
Perikarditis dapat menyebabkan bunyi berderak yang mirip dengan bunyi keriat-keriut sepatu kulit. <br />
<br />
Foto rontgen dada dan <i>ekokardiografi</i> dapat memperlihatkan banyaknya cairan di dalam perikardium. <br />
Ekokardiografi juga dapat menunjukkan penyebabnya (misalnya tumor) dan menunjukkan tekanan cairan perikardium pada bilik jantung kanan. Tekanan yang tinggi merupakan tanda kemungkinan terjadinya tamponade jantung. <br />
<br />
Pemeriksaan darah bisa menunjukkan beberapa keadaan yang menyebabkan perikarditis, seperti leukemi, AIDS, infeksi, demam rematik dan kadar urea darah yang meningkat yang disebabkan oleh gagal ginjal. <o:p></o:p></span></div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal"><br />
</div><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="width: 100%;"><tbody>
<tr> <td style="-moz-background-inline-policy: -moz-initial; background: none repeat scroll 0% 50% white; padding: 2.25pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"><b><span style="border: 1pt solid rgb(237, 221, 153); color: #283426; font-family: "Calibri","sans-serif"; padding: 1pt;">PENGOBATAN</span></b><span style="color: #283426; font-family: "Calibri","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal"><br />
</div><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="width: 100%;"><tbody>
<tr> <td style="-moz-background-inline-policy: -moz-initial; background: none repeat scroll 0% 50% white; padding: 2.25pt;" valign="top"><div class="MsoNormal"><span style="color: #283426; font-family: "Calibri","sans-serif";">Penderita biasanya dirawat di rumah sakit, diberikan obat untuk mengurangi peradangan (misalnya aspirin atau ibuprofen) dan diawasi kemungkinan terjadinya komplikasi (terutama tamponade jantung). <br />
<br />
Bila nyerinya hebat mungkin perlu diberikan opium (misalnya morfin) atau corticosteroid. <br />
Obat yang paling sering digunakan untuk nyeri yang hebat adalah prednisone. <br />
<br />
Pengobatan lanjutan dari perikarditis akut bervariasi, tergantung kepada penyebabnya. <br />
Penderita kanker mungkin memberikan respon terhadap kemoterapi (obat anti kanker) atau terapi penyinaran; tetapi biasanya penderita menjalani pembedahan untuk mengangkat perikardium. <br />
Penderita gagal ginjal mungkin akan memberikan respon terhadap perubahan program <i>dialisa</i> yang dijalaninya. <br />
Infeksi bakteri diobati dengan antibiotik dan nanah dari perikardium dibuang melalui pembedahan. <br />
Jika penyebabnya adalah obat-obatan, maka pemakaian obat tersebut segera dihentikan. <br />
<br />
Aspirin, ibuprofen atau corticosteroid diberikan kepada penderita yang mengalami perikarditis berulang yang disebabkan oleh virus. <br />
Pada beberapa kasus diberikan colchicine. <br />
<br />
Jika penanganan dengan obat-obatan gagal, biasanya dilakukan pembedahan untuk mengangkat perikardium. <br />
<br />
<br />
<b>PROGNOSIS</b> <br />
<br />
Prognosis tergantung kepada penyebabnya. <br />
Jika disebabkan oleh virus atau jika penyebabnya tidak jelas, penyembuhan biasanya memerlukan waktu 1-3 minggu. <br />
Komplikasi maupun kekambuhan bisa memperlambat penyembuhan. <br />
Penderita kanker yang telah menyebar ke perikardium bertahan hidup sampai 12-18 bulan. <o:p></o:p></span></div></td> </tr>
</tbody></table>hianhttp://www.blogger.com/profile/00402633457383956109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2513802924916092574.post-7334970596579900722010-10-17T22:13:00.000-07:002010-10-17T07:11:55.168-07:00Asidosis dan Alkalosis<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">ASIDOSIS</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Asidosis adalah peningkatan sistemik konsentrasi ion hydrogen. Konsentrasi ion hydrogen meningkat karena kegagalan paru mengeluarkan karbon dioksida, atau apabila terjadi produksi asam-asamyang mudah dan tidak mudah menguap secara berlebihan. Asidosis juga dapat timbul apabila terjadi pengeluaran basa bikarbonat karena diare persisten atau ginjal gagal menyerap kembali bikarbonat atau mensekresi ion hydrogen. Asidemia adalah penurunan pH di bawah 7,35.</span><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">ALKALOSIS</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Alkalosis adalah penurunan sistemik konsentrasi ion hydrogen. Konsentrasi hydrogen dapat turun akibat pengeluaran karbon dioksida yang berlebihan selama hiperventilasi, keluarnya asam-asam yang tidak mudah menguap melalui muntah, atau asupan basa yang berlebihan.</span><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">KOMPENSASI</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Paru dan ginjal bekerja bersama-sama untuk mempertahankan pH plasma rentang 7,35-7,45. Apabila timbul asidosis atau alkalosis karena penyakit paru, maka ginjal berespons dengan mengubah penanganan terhadap ion hidrogen dan basa bikarbonat agar pH kembali ke normal. Kerja ginjal yang ditujukan untuk melawan asidosis atau alkalosis karena penyakit paru disebut kompensasi ginjal. Kompensasi ginjal mulai memberikan efek sekitar 24 jam setelah perubahan pH karena gangguan respirasi. Walaupun terlambat, kompensasi ginjal sangat kuat.</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Apabila asidosis atau alkalosis terjadi karena gangguan metabolik atau ginjal, maka sistem pernapasan berespons dengan meningkatkan atau menurunkan kecepatan pernapasan untuk mengembalikan pH ke normal. Kerja respirasi yang ditujukan untuk melawan asidosis atau alkalosis karena gangguan metabolik atau ginjal disebut kompensasi respirasi. Kompensasi respirasi berlangsung segera apabila terjadi peningkatan konsentrasi ion hidrogen, karena ion-ion hidrogen merupakan faktor penentu yang mengontrol pusat pernapasan di otak</span><br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">ASIDOSIS RESPIRASI</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Asidosis respirasi adalah penurunan pH arteri yang terjadi akibat gangguan respirasi primer. Paru bertugas untuk mengeliminasi karbon dioksida yang merupakan hasil metabolisme. Apabila pernapasan terganggu dan kadar karbon dioksida meningkat, maka akan terjadi peningkatan konsentrasi ion hidrogen. Pada keadaan awal, peningkatan ion hidrogen akan disangga. Namun, apabila ekspirasi karbon dioksida mengalami gangguan yang bermakna, maka kadar ion hidrogen bebeas akan meningkat dan pH turun.</span><br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">PENYEBAB ASIDOSIS RESPIRATORIK</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Penyebab asidosis respiratoriik mencakup semua gangguan paru obstruktif misalnya penyakit paru obstruktif menahun atau asma, serta hipoventilasi apapun sebabnya, termasuk keracunan obat atau obstruksi jalan napas. Kongesti paru yang parah dapat menyebabkan penurunan difusi karbon dioksida dari darah ke dalam paru sehingga eliminasinya melalui udara berkurang. Demikian juga, sindrom distress pernapasan pada bayi atau dewasa, apapun sebabnya, berkaitan dengan penurunan aliran darah paru serta gangguan pertukaran karbon dioksida dan oksigen antara paru dan darah sehingga terjadi penimbunan karbon dioksida.</span><br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">KOMPENSASI UNTUK ASIDOSIS RESPIRATORIK</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Apabila asidosis disebabkan oleh masalah pernapasan, maka timbul kompensasi ginjal. Kompensasi ginjal menyebabkan peningkatan sekresi dan ekskresi asam serta peningkatan reabsoorbsi basa. Tidak terjadi atau hana sedikit bikarbonat yang disekresikan dalam urin. Untuk memulainya kompensasi ginjal memerlukan waktu minimal 24 jam. Dengan demikian, kompensasi tersebut hanya terjadi pada kasus asidosis respirasi yang berlangsung selama waktu tersebut. Apabilakompensasi berhasil, maka pH plasma akan tetap berasa dalam rentang normal.</span></div>hianhttp://www.blogger.com/profile/00402633457383956109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2513802924916092574.post-25479061721979000452010-10-17T22:10:00.000-07:002010-10-17T07:12:14.711-07:00DASAR IONIK DARI EKSISTASI & KONDUKSI<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">DASAR IONIK DARI EKSISTASI & KONDUKSI</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">DASAR IONIK POTENSIAL MEMBRAN DIAM</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Dasar ionic potensial membrane diam pada saraf sama halnya pada jaringan-jaringan lain. Na+ ditransport secara aktif keluar sel dan K+ ditranspor secara aktif kedalam sel. K+ berdifusi kembali keluar sel mengikuti gradient konsentrasinya dan Na+ berdifusi kembali ke dalam sel, akan tetapi karena permeabilitas membrane terhadap K+ lebih besar daripada permeabilitasnya terhadap Na+ pada waktu diam, K+ yang keluar secara pasif jauh melebihi Na+ yang masuk secara pasif. Karena membrane tidak permeable untuk sebagian besar anion dalam sel, arus keluar K+ tidak diikuti oleh anion yang sama dan membrane bertahan dalam keadaan polarisasi dengan sebelah luar relative positif terhadap sebelah dalam.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">ARUS ION DALAM POTENSIAL AKSI</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Dalam saraf seperti dalam jaringan lainnya, sedikit penurunan potensial membrane diam menyebabkan peningkatan grakan K+ keluar dan Cl- kedalam sel, memulihkan potensial membrane diam. Akan tetapi dalam hal saraf dan otot, terjadilah perubahan yang unik dalam membrane selapabila depolarisasi melebihi 7mV. Perubahan yang tergantung pada tegangan ini akan memperbesar permeabilitas membrane terhadap Na+, sehingga lebih mendekat potensial membrane pada titik-letup, lebih besarlah permeabilitasnya terhadap Na+. Gradien listrik dan konsentrasi untuk Na+ keduanya mengarah kedalam. Sewaktu respons local, permeabilitas Na+ sedikit meningkat, akan tetapi K+ dapat memulihkan potensial ke nilai normal. Bila titik-letup dicapai, permeabilitas cukup besar sehingga arus masuk akan lebih menurunkan potensial membrane dan permeabilitas Na+ selanjutnya meningkat terus. Arus masuk Na+ ini mengatasi proses-proses repolarisasi dan terjadilah depolarisasi yang tak terkendalikan, yang menghasilkan potensial-pasak (“spike”).</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Potensial keimbangan untuk Na+ pada neuron mamalia yang dihitung dengan menerapkan persamaan Nerst adalah kira-kira +60 mV. Dengan peningkatan permeabilitas Na+ yang besar pada permulaan potensial aksi, potensial membran mendekati potensial ini. Akan tetapi, potensial akan tidak mencapai nilai ini terutama karena perubahan permeabilitas Na+ hanya sebentar. Permeabilitas Na+ mulai kembali ke nilai diam sewaktu fase naik dari potensial-pasak, dan daya-penghantar Na+ menurun selama repoarisasi. Selain itu, arah gradien listrik Na+ menjadi terbalik sewaktu ”pelintasan berlebihan” (overshoot) potensial membran berbalik. Faktor-faktor ini membatasi arus masuk Na+ dan membantu menghasilkan repolarisasi.</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Faktor penting lainnya yang menimbulkan repolarisasi memban saraf adalah kenaikan permeabilitas K+ yang menaikkan permeabilitas Na+. Perubahan permeabilitas K+ mulai lebih lamban dan mencapai puncaknya sewaktu fase turun potensial aksi. Kenaikan permeabilitas menurunkan penyekatan terhadap difusi K+ dan akibatnya K+ meninggalkan sel. Pemindahan positif keluar sel ini menyempurnakan repolarisasi.</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Perubahan pada permeabilitas membran selama potencial aksi telah dibuktikan dengan berbagai cara, mungkin yang paling jelas dengan teknik “voltage clamp”. Konduktansi statu ion hádala kebalikan dari resistensi listrik dalam membran dan hádala usuran bagi permeabilitas membran terhadap ion itu.</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Penurunan konsentrasi Na+ diluir mengurangi usuran potensial aksi tetapi mempunyai efek sedikit pada potensial membran istirahat. Pengaruhnya yang Sangay kurang pada potensial membran diam dapat diramalkan dari persamaan Goldman karena permeabilitas membran terhadap Na+ pada waktu diam relatif rendah. Sebaliknya menaikkan konsentrasi K+ di luar sel akan menurunkan potensial membran diam.</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Saluran Na+ dan K+ pada akson terpisah, dan keduanya adalah “voltage-gate”. Saluran Na+ merupakan statu protein dengan berat molekul sekitar 275.000 dan garis tengah pori sekitar 0,5 nm. Terdapat banyak gugus bermuatan pada permukaan saluran dan gugus-gugus ini bergeser bila saluran berubah dari posisi tertutup menjadi terbuka. Pembukaan saluran juga dikenal sebagai pengaktifan saluran natrium. Selisih voltaje cébela menyebelah membran yang menyebabkan saluran membuka juga mengendalikan ke keadaan penutupan khusus yang berjalan lebih lambat yang dinamakan keadaan inaktivasi. Saluran tetap berada dalam keadaan inaktivasi selama beberapa milidetik sebelum kembali ke keadaan istirahat, saluran Na+ dapat ditutup dengan racun yang dinamakan totrodotoksin (TTX) tanpa mempengaruhi saluran K+. Sebaliknya, saluran K+ dapat ditutup dengan tetraetilmonium (TEA) tanpa perubahan pada konruktansi Na+.</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Walaupun sewaktu potensial aksi Na+ masuk dan K+ meninggalkan sel saraf, jumlah ion-ion yang tersangkut relatif tidak banyak dibanding dengan jumlah total. Fakta bahwa saraf memperoleh tambahan Na+ dan kehilangan K+ sewaktu aktivitas telah dibuktikan dengan percobaan, akan tetapi perbedaan konsentrasi ion yang bermakna baru dapat diulur setelah perangsangan yang lama dan berulang.</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Seperti dicatat diatas, depolarisasi kemudian dan hiperpolarisasi kemudian (potensial kemudian positif) merupakan proses-proses pemulihan dalam sel yang berlainan dari proses yang menimbulkan potensial aksi. Relatif sedikit yang telah diketahui pada asalnya. Depolarisasi kemudian dapat dikurangi oleh zat-zat yang menghambat metabolisme.</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Hiperpolarisasi kemudian juga berkurang, dan Sekarang terlihat jelas bahwa hiperpolarisasi kemudian disebabkan oleh verja elektrogenik pompa natrium. Arus netto Na+ keluar menyebabkan hiperpolarisasi membran sampai keadaan keseimbangan diperbaiki.</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Berkurangnya Ca2+ diluar sel meningkatkan kepekaan sel saraf dan otot, dengan mengurangi jumlah depolarisasi yang diperluakan untuk mengawali perubahan pada konduktansi Na+ dan K+ yang membangkitkan potensial aksi. Sebaliknya bertambahnya Ca2+ ekstrasel “memantapkan membran” karena mengurangi kepekaan. Landaian kepekaan dan listrik untuk Ca2+ mengarah ke dalam sel dan Ca2+ memasuki neurin sewaktu potensial aksi. Fase dini dari transpor Ca2+ masuk dihalangi oleh TTX dan tampaknya sekalipun permeabilitas Na+ jauh lebih besar daripada permeabilitas Ca2+, Ca2+ memasuki sel melalui saluran Na+.</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Fase lambat tambahan pada masuknya Ca2+ tidak dipengaruhi oleh TTX dan TEA, dan tampaknya terjadi melalui jalanan Ca2+ tersendiri yang peka-voltase, Ca2+ yang masuk dalam fase lambat ini mempunyai peranan penting dalam sekresi transmiter sinaps, suatu proses bergantung pada Ca2+. Lagipula, masuknya Ca2+ membantu depolarisasi, dan pada beberapa kejadia pada invertebrada, Ca2+ yang terutama menjamin timbulnya potensial aksi.</span><br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">SUMBER ENERGI DAN METABOLISME SARAF</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Sebagian besar kebutuhan energi saraf dipakai untuk mempertahankan polarisasi membran. Energi untuk pompa natrium-kalium berasal dari dihidrolisis ATP. Sewaktu aktifitas maksimum, kecepatan metabolisme saraf berlipat dua kali; sebagai perbandingan, kecepatan metabolisme otot rangka meningkat sampai 100. Penghambatan pembentukan asam laktat tidak mempengaruhi fungís saraf.</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Seperti otot, saraf mempunyai panas-diam apabila tidak aktif, suatu ”panas awal” selama potensial aksi, dan panas pemulihan yang menyusul aktivitas. Akan tetapi pada saraf, panas pemulihan setelah satu impuls tunggal meningkat Kira-kira 30 kali panas awal. Terdapat beberapa buku bahwa panas awal dihasilkan selama depolarisasi kemudian bukan pada potensial pasak.</span><br />
<br />
<br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /></div>hianhttp://www.blogger.com/profile/00402633457383956109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2513802924916092574.post-34963185254261705612010-10-17T22:08:00.000-07:002010-10-17T07:12:29.052-07:00Perubahan-Perubahan Pada Potensial Membran<div style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Perubahan-Perubahan Pada Potensial Membran</span></b></div><div style="text-align: justify;"><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Apabila potensial diam membran turun akibat berlalunya arus melintasi membran, maka landaian listrik yang menahan K+ di kedalaman sel akan turun dan difusi K+ keluar sel meningkat. Arus keluar K+ ini dan gerakan bersamaan Cl- masuk sel mengakibatkan arus bersih muatan positif keluar sel, dengan hasil pemulihan potensial diam membran. Apabila potensial membrn naik, ion-ion ini bergerak ke arah berlawanan. Peristiwa ini terjadi pada semua sel terpolarisasi, dan senderung untuk mempertahankan potensial diam membran menetap dalam batas-batas yang sempit.</span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Akan tetapi, pada sel saraf dan otot, penurunan potensial membran memacu kenaikan permeabilitas membran untuk Na+ yang bergantung pada voltase. Ciri yang khas ini memungkinkan sel membangkitkan impuls yang dapat beredar sendiri sepanjang membrannya sampai jarak jauh </span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /></div>hianhttp://www.blogger.com/profile/00402633457383956109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2513802924916092574.post-23751436293218570522010-10-17T22:07:00.000-07:002010-10-17T07:13:14.632-07:00Pembentukan Potensial Membran<div style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pembentukan Potensial Membran</span></b></div><div style="text-align: justify;"><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Distribusi ion-ion melalui membrane sel dengan sifat-sifat khas membran dapat menerangkan peristiwa potensial membrane. K+ berdifusi keluar sel menuruti landasan kepekatan, sedangkan anion yang tak berdifusi keluar sel menuruti landasan kepekatan, sedankan anion yang tak berdifusi tinggal di kedalaman sel dan membangkitkan selisih potensial melintasi membrane. Demikianlah terdapat kelebihan kecil dari kation diluar membrane dan kelebihan kecil anion didalam sel. Perlu ditekan bahwa jumlah ion yang membangkitkan potensial membrane hanya merupakan bagian yang sangat kecil dari jumlah seluruhnya. Arus Na+ masuk tidak dapat mengimbangi arus K+ keluar sel, karena membrane sangat kurang permeable untuk Na+ daripada K+. Cl- berdifusi masuk ke dalam sel menuruti landaian kepekatannya, akan tetapi gerakannya diimbangi oleh gradient listrik.</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Tetapi pergerakannya diinbangi oleh gradient listrik. Pompa natrium-kaliuum memperbesar potensial membran, tetapi fungsi utamanya dalam korteks ini adalah mempertahankan potensial membran yang dapat dipercaya.</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Apabila pompa ini dihalangi dengan pemberian zat penghambat metabolisme, Na+ akan memasuki sel dan K+ meninggalkannya. Oleh karenanya potensial membran akan berkuran. Kecepatan turunnya potensial membran tergantung dari besarnya sel. Dalam sel besar, penurunan potensial berlangsung berjam-jam, akan tetapi dalam sel saraf dengan garis tengah kurang dari 1 μm, depolarisasi tandar dapat berlalu dalam 4 menit atau kurang.</span></div>hianhttp://www.blogger.com/profile/00402633457383956109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2513802924916092574.post-86120444078111571352010-10-17T22:06:00.000-07:002010-10-17T07:13:29.408-07:00Efek Transpor Na+ & K+<div style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Efek Transpor Na+ & K+</span></b></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Perlu diestat bahwa karena Na+-K+ ATPase mentranspor 3 Na+ keluar sel untuk setiap dua K+ yang ditranspor masuk, ini merupakan pompa elektrogenik yaitu menimbulkan pergerakan bersih muatan positif keluar sel. Jumlah Na+ yang disediakan untuk cara kerjanya dapat merupakan factor pembatas-kecepatan akibatnya jumlah Na+ yang dikeluarkan oleh sel sebagian diatur dengan cara umpan-balik oleh jumlah Na+ dalam sel.</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Walaupun terdapat bukti tambahan dimana secara biokimia terdapat barbagai Na+-K+ ATPase pada neuron otak, enzim yang dijelaskan diatas ditemukan pada semua bagian tubuh. Pada beberapa jaringan, transport aktif Na+ dikopel dengan transport zat-zat lain. Misalnya, membrane sel mukosa usus halus mengandung protein kotransport (simport) yang mentransport glukosa masuk kedalam sel hanya bila Na+ berikatan dengan protein dan pada saat yang sama ditranspor mengikuti selisih elektrokimianya. Selisih elektrokimia dipertahankan oleh transport aktif Na+ keluar sel mukosa masuk CES. Zat gizi kemudian direabsorbsi dengan cara yang sama. Pada otak, transport oleh Na+-K+ ATPase dihambat (misalnya oleh quabain), lebih sedikit Ca2+ intrasel dikeluarkan dan Ca2+ intrasel meningkat. Hal ini mempermudah kontraksi otot jantung dan mungkin merupakan keterangan pengruh inotropik positif glikosida digitalis.</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Transpor aktif Na+ dan K+ merupakan salah satu proses yang menggunakan energi dalam tubuh dan mungkin merupakan sebagian besar metabolisme basal. Selanjutnya, terdapat hubungan langsung antara transport Na+ dan K+ dan metabolisme; makin besar kocepatan pompa, makin banyak ADP yang dibentuk dan suplai ADP yang ada menentukan kecepatan pembentukan ATP dan fosforilasi oksidatif.</span></div>hianhttp://www.blogger.com/profile/00402633457383956109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2513802924916092574.post-80969750938034551252010-10-17T22:05:00.000-07:002010-10-17T07:13:35.876-07:00Pompa Natrium-Kalium<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">POMPA NATRIUM-KALIUM</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pada sebagian besar jaringan, pompa natrium-kalium yang bertanggung jawab akan transport aktif ganda dari Na+ keluar sel K+ masuk ke dalam sel merupakan suatu protein unik pada membrane sel. Protein ini juga merupakan adenosin triphospat, yaitu suatu enzim yang mengkatalisis hidrolisa ATP menjadi adenosine difosfat (ADP), dan diaktifkan oleh Na+ dan K+. Akibatnya ia dikenal sebagai natrium-kalium yang mengaktifkan adenosine trifosfat (Na+-K+ ATPase). ATP menyediakan energi untuk transpor. Pompa mengeluarkan tiga Na+ dari sel untuk setiap dua K+ yang dimasukkan kedalam sel, yaitu ia mempunyai copling rasio sebesar 3/2. Aktivitasnya dihambat oleh quabain dan glikosida digitalis lain yang digunakan pada pengobatan payah jantung. Ia dibentuk dari du subunit α masing-masing dengan berat molekul sekitar 95.000, dan dua subunit β masing-masing dengan berat molekul sekitar 40.000. Pemisahan subunit-subunit mengakibatkan kehilangan aktivitas ATPase. Sebunit α mempunyai tempat ikatan untuk ATP dan quabain, sedangkan subunit adalah glikoprotein. Pemberia ATP dengan mikropipet ke bagian dalam membran meningkatkan transport, sedangkan pemberian ATP di luar membrane tidak mempunyai efek. Sebaliknya, quabain menghambat transport bila diberikan diluar membrane tetapi tidak menimbulkan efek bila diberikan di dalam membran.</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Protein berada dalam 2 keadaan konformasi (penyesuaian diri). Pada salah satu konformasi, tiga Na+ berikatan dengan tempat-tempat yang hanya dapat dicapai dari bagiian dalam membrane. Hal ini mendorong hidrolisis ATP, dan protein mengubah konformasinya sehingga tiga Na+ dikeluarkan ke CES. Pada konformasi ke dua, dua K+ berikatan dengan tempat-tempat yang hanya dapat dicapai dari luar membran. Hal ini mendorong pengembalian ke konformasi semula sementara mengeluarkan dua K+ ke bagian dalam sel. Kelihatannya, pengikatan Na+ dihubungkan dengan fosforilasi protein dan pengikatan K+ dengan fosforilasi.</span></div>hianhttp://www.blogger.com/profile/00402633457383956109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2513802924916092574.post-42530436609292712532010-10-17T21:38:00.000-07:002010-10-17T07:09:52.019-07:00PENGARUH KELAINAN FUNGSI GINJAL<div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b>PENGARUH KELAINAN FUNGSI GINJAL</b></span><br />
<br />
Sejumlah kelainan sering terjadi pada berbagai jenis penyakit ginjal. Berbagai bentuk kelainan yang sering ditemukan pada penyakit ginjal adalah adanya silinder yang merupakan sepotong kecil zat protein yang mengendap pada tubulus dan dialirkan kedalam kandung kencing. Akibat penting lainnya dari penyakit ginjal adalah hilangnya kemampuan untuk memekatkan atau mengencerkan urin, uremia, asidosis, dan retensi Na+ yang abnormal.<br />
<br />
Proteinuria.<br />
Pada banyak penyakit ginjal dan pada suatu keadaan benigna, permeabilitas kapiler-kapiler glomerulus meningkat dan protein ditemukan dalam urin lebih banyak dari biasanya yang jumlahnya sangat sedikit (proteinuria). Sebagian besar protein adalah albumin dan kelainan sering dinamakan albuminuria. Hubungan muatan membran glomerulus dengan albuminuria telah dibicarakan diatas. Jumlah ptotein dalam urin mungkin sangat tinggi dan khususnya pada nefrosis, protein yang hilang dalam urin dapat melebihi kecepatan sintesis protein plasma oleh hati. Hipoproteinemia yang diakibatkan mengurangi tekanan onkotik dan volume plasma berkurang, kadang-kadang sampai rendah sehingga membahayakan, sementara cairan edema tertimbun dalam jaringan.<br />
Suatu keadaan benigna yang menyebabkan proteinuria adalah suatu perubahan yang sedikit dimengerti dalam hemodinamika ginjal yang pada beberapa individu normal menyebabkan protein urin terbentuk bila mereka dalam keadaan berdiri (ortostatik albuminuria). Urin yang dibentuk bila individu ini berbaring tidak mengandung protein.<br />
<br />
Kehilangan Kemampuan Pemekatan & Pengenceran<br />
Pada penyakit ginjal, urin menjadi kurang pekat dan volume urin sering bertambah, menyebabkan gejala-gejala poliuria dan nokturia (bangun waktu tidur untuk kencing). Kemampuan membentuk urin yang encer sering menetap, tetapi pada penyakit ginjal yang telah lanjut osmolalitas urin menjadi tetap, kira-kira sama seperti osmolalitas plasma, menunjukan bahwa fungsi pengencaran dan pemekatan ginjal hilang. Hilangnya ini disebabkan sebagian karena gangguan mekanisme counter current, tetapi sebab yang lebih penting adala kehilangan fungsi nefron. Bila satu ginjal dibuang dengan pembedahan, jumlah nefron yang berfungsi adalah setengahnya. Jumlah osmol yang diekskresi tidak dikurangi sampai seluas ini, jadi nefron yang tersisa masing-masing harus memfiltrasi dan mengekskresi zat yang lebih aktif osmotik, menimbulkan pengaruh yang dinamakan osmotik diuresis, Pada osmotik diuresis, osmolalitas urin mendekati plasma (lihat atas); hal yang sama terjadi bila sejumlah nefron yang berfungsi berkurang karena suatu penyakit. Tentu saja, bila sebagian besar nefron dirusak, volume urin berkurang dan terjadi oliguria atau anuria.<br />
<br />
Uremia<br />
Bila pemecahan produk-produk metabolisme protein tertimbun dalam darah, terjadi sindroma yang dikenal sebagai uremia. Gejala-gejala uremia adalah letargi, anoreksia, nausea dan muntah-muntah, gangguan mental dan kekacauan mental, serta koma. Karena eritropoiesis ditekan, anemia adalah gambaran yang menonjol pada uremia kronik. Kadar nitrogen urea darah (BUN = Blood Urea Nitrogen), nonprotein nitrogen (NPN) dan kadar kreatinin tinggi, dan kadar zat-zat ini dalam darah dipakai segbagai ideks beratnya uremia. Sering uremia tidak diawali dengan penimbunan urea dan kreatnin sendiri tetapi penimbunan zat-zat toksik lainnya, mungkin asam organik atau fenol yang menimbulkan gejala-gejala uremia. Karena urea menembus barier darah-otak dengan lambat, urea diberikan pada penderita bedah saraf secara intravena untuk membuat CES diluar otak hipertonik dan mengecilkan otak selama pembedahan. Akan tetapi, infus urea menyebabkan perubahan-perubahan pada aktivitas listrik otak pada binatang percobaan dan tidak mungkin tidak membahayakan seperti yang terlihat. Pada anjing, pemberian infus urea yang lama menyebabkan anoreksia, kelelahan, muntah0muntah, dan diare.<br />
Zat-zat toksik yang menyebabakan gejala-gejala uremia dapat dibuang dengan dialisisi darah penderita dengan ginjal artefisial dengan susunan yang sesuai. Dengan dialisis yang berulang penderita dapat dipertahankan hidup dan kesehatannya cukup baik untuk beberapa bulan meskipun mereka anuria sempurna atau kedua ginjalnya telah dibuang.<br />
<br />
Asidosis<br />
Asidosis sering terdapat pada penyakit ginjal kronik yang disebabkan karena kegagalan untuk mengekskresi asm yang dihasilkan dari pencernaan dan metabolisme. Pada sindroma renal tubular asidosis yang jarang ditemukan , terdapat gangguan spesifik pada kemampuan membuat urin asam dan fungsi-fungsi ginjal lainnya biasanya normal. Akan tetapi, pada kebanyakan kasus penyakit ginjal kronik, urin secara maksimal diasamkan dan terjadi asidosis karena jumlah total H+ yang dapat disekresi berkurang karena kegagalan tubulus ginjal untuk menghasilkan NH3.<br />
<br />
Metabolisme abnormal Na+<br />
Banyak penderita dengan penyakit ginjal meretensi sejumlah besar Na+ dan menjadi edema. Paling sedikit terdapat tiga sebabretensi Na+ pada penyakit ginjal. Pada glomerulus akuta; yaitu suatu penyakit yang efek primernya pada glomerulus, terdapat penurunan jumlah Na+ yang difiltrasi dengan nyata tanpa penurunan reabsorbsi Na+. Pada nefrosis, kenaikan sekresi aldosteron membantu retensi air. Protein plasma pada keadaan-keadaan ini rendah dan cairan bergerak dari plasma ke dalam ruangan intersisial dan volume plasma berkurang. Penurunan volume plasma merangsang kenaikan sekresi aldosteron melalui sistem renin-angiotensin.<br />
Sebab ketiga dari retensi Na+ dan edema pada penyakit ginjal adalah payah jantung. Penyakit ginjal merupakan predisposisi payah jantung sebagian karena hipertensi yang sering ditimbulkan. Sindroma yang jarang terjadi tetapi menarik adalah salt-losing nephritis. Pada keadaan ini terdapat kehilangan Na+ dalam urin yang sangat banyak, yang tidak dapat diperbaiki dengan mineralokortikoid endogen maupun eksogen dan tanda dan gejala hipovolemia dapat membuat salah diagnosis insufisiensi korteks edrenal. Sindroma ii jelas akibat kerusakan selektif relatif terhadap mekanisme reabsorbsi Na+. Pada penderita dengan keadaan ini, intake garam yang sangat tinggi diperlukan untuk mencegah kolaps kardiovaskular.<br />
<br />
Variasi Terhadap Respon Aldosteron<br />
Suatu masalah yang menarik adalah mengapa aldosteron yang diberikan pada individu normal dan penderita hiper-aldosteronisme mengalami kekurangan K+ yang berat, sedangkan penderita edemadengan nefrosis, sirosis, atau payah jantung yang menderita hiperaldosteronisme sekunder tidak.<br />
Salah satu faktor kelihatannya adalah jumlah Na+ yang sampai pada tubulus distal. Na+ dalam cairan tubulus membantu mempertahankan selisih potensial antara lumen tubulus dan sel tubulus dan ini menguntungkan sekresi K+. Pada penderita dengan hiperaldosteronisme primer terjadi ”escape” dan reabsorbsi Na+ pada tubulus proksimal menurun, sehingga sejumlah besar Na+ sampai pada tubulus distal. Pada penderita dengan edema, Na+ yang difiltrasi mungkin sedikit karena Na+ plasma rendah akibat ”hiponatremia pengenceran” atau karena gfr rendah atau keduanya. Akan tetapi, jumlah Na+ yang mencapai tubulus distal mungkin rendah meskipun Na+ olasma dan GFR jelas normal sebab terdapat kenaikan reabsorbsi Na+ pada bagian-bagian nefron yang lebih proksimal. Faktor lain pada penderita dengan edema adalah aliran cairan dalam pembuluh distal. Ekskresi K+ kelihatannya dibatasi oleh aliran dan pada penderita-penderita ini jumlah cairan yang sampai pada tubulus distal sering berkurang.</div>hianhttp://www.blogger.com/profile/00402633457383956109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2513802924916092574.post-59752147092968010562010-10-17T18:38:00.001-07:002010-10-17T07:14:03.911-07:00Transportasi Zat Melintasi MembranTransportasi Zat Melintasi Membran<br />
<br />
Proses keluar masuknya bahan/zat dari dan kedalam sel, atau disebut juga transportasi zat ada yang berlangsung dengan cara mengikuti aliran perbedaan konsentrasi, yaitu dari konsentrasio tiggi ke konsentrasi rendah. Transportasi zat seperti itu disebut transportasi pasif. Transportasi pasif tidak membutuhkan energi. Selain dengan cara mengikuti aliran perbedaan konsentrasi, transportasi zat juga berlangsung dengan car melawan aliran perbedaan konsentrasi. Transportasi yang demikian itu dinamakan transportasi aktif. Dalam transportasi aktif dibutuhkan energi dalam bentuk Atp untuk melawan aliran perbedaan konsentrasi. Transportasi pasif meliputi proses difusi dan osmosis, sedangkan transportasi aktif meliputi proses transportasi aktif, endositosis, dan eksositosis.hianhttp://www.blogger.com/profile/00402633457383956109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2513802924916092574.post-91941012824728671662010-10-17T18:38:00.000-07:002010-10-17T07:13:58.668-07:00ReninRENIN<br />
<br />
Renin adalah suatu hormon yang dikeluarkan oleh ginjal sebagai respons terhadap penurunan tekanan darah atau penurunan konsentrasi natrium plasma. Sel-sel yang membentuk dan mengeluarkan rennin, dan mengontrol pelepasannya, adalah sekelompok sel nefron yang disebut apparatus jukstaglomerulus (JG). Kelompok sel ini mencakup sel-sel otot polos arteriol aferen dan sel-sel macula densa. Sel-sel otot polos mensintesis rennin dan berfungsi sebagai baroreseptor untuk memantau tekanan darah. Sel-sel macula densa adalah bagian dari pars asendens nefron. Sel-sel ini memantau konsentrasi natrium plasma. Sel-sel macula densa dan sel-sel arteri aferen terletak berdekatan satu sama lain di titik di mana pars asendens tubulus distalis hamper menyentuh glomerulus.<br />
Apabila tekanan darah turun, maka sel-sel otot polos meningkatkan pelepasan reninnya. Apabila tekanan darah naik, maka sel-sel mengurangi pelepasan reninnya. Apabila kadar kadar natrium plasma berkurang, maka sel-sel macula densa memberi sinyal kepada sel-sel otot polos untuk menurunkan pelepasan renin.<br />
Saraf simpatis juga merangsan apparatus JG untuk mengeluarkan renin. Dengan demikian, penurunan tekanan darah menyebabkan peningkatan renin baik secara langsung melalui baroreseptor JG, dan tidak langsung, melalui saraf simpatis.<br />
Setelah dikeluarkan, renin beredar dalam darah dan bekerja dengan mengkatalisis penguraian suatu protein kecil yaitu, angiotensinogen, menjadi angiotensin I suatu protein yang terdiri dari 10 asam amino. Angiotensinogen dihasilkan oleh hati dan konsentrasinya di dalam darah tinggi. Dengan demikian, pelepasan renin adalah langkah penentu kecepatan reaksi. Perubahan angiotensinogen menjadi angiotensin I berlangsung di seluruh plasma, tetapi terutama dikapiler-kapiler paru. Angiotensin I secara cepat bereaksi dengan enzim lain yang sudah ada di dalam darah, enzim pengubah-angiotensin (angiotensin-converting enzyme, ACE). ACE menguraikan angiotensin I menjadi angiotensin II sebuah peptida 8 asam amino. <br />
<br />
<br />
<br />
ANGIOTENSIN II<br />
<br />
Angiotensi II adalah vasokonstriktor yang bekerja pada seluruh system vaskular untuk meningkatkan kontraksi otot polos sehingga terjadi penurunan garis tengah pembuluh dan peningkatan resistensi perifer total (TPR). Peningkatan TPR secara langsung meningkatkan tekanan darah sistemik. Angiotensin II juga merupakan suatu hormone kkuat yang beredar dalam darah ke kelenjar adrenal, menyebabkan sintesin hormone mineralokortikoid, aldosteron.<br />
<br />
<br />
<br />
ALDOSTERON<br />
<br />
Aldosteron beredar dalam darah dan berikatan dengan sel-sel duktus pengumpul di korteks ginjal. Pengikatan dengan aldosteron menyebabkan peningkatan reabsorbsi natrium dari filtrate urin dan menyebabkan natrium masuk kembali ke kapiler peritubulus. Peningkatan reabsorbsi natrium menyebabkan peningkatan reabsorbsi air sehingga volume plasma meningkat. Peningkatan volume plasma akan meningkatkan aliran balikvena ke jantung sehingga volume sekuncup dan curah jantung meningkat,. Peningkatan curah jantung, seperti peningkatan TPR, secara langsung meningkatkan tekanan darah sistemik.<br />
Rangsangan lain untuk pelepasan aldosteron, selain angiotensin II, adalah kadar kalium plasma yang tinggi dan suatu hormone hipofisis anterior, hormon adrenokortikotropik (ACTH). Selain mempengaruhi reabsorpsi natrium, aldosteron juga merangsang sekresi (dan dengan demikian ekskresi) kalium dari duktus pengumpul di korteks ginjal ke dalam filtrat urin.<br />
<br />
<br />
RESPONS RENIN-ANGIOTENSIN-ALDOSTERON TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH<br />
<br />
Apabila terjadi penurunan tekanan darah, maka sel-sel JG melepaskan renin, yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan angiotensin II. Angiotensin II menyebabkan konstriksi arteriol-arteriol di seluruh tubuh, termasuk arteriol aferen dan eferen. Hal ini menyebabkan peningkatan resistensi perifer total dan pemulihan tekanan darah ke tingkat normal. Aliran darah ginjal berkurang, yang menyebabkan produksi urin menurun. Hal ii ikut membantu meningkatkan volume plasma dan tekanan darah.<br />
Hal yang sebaliknya akan terjadi apabila tekanan darah meningkat. Apabila tekanan darah meningkat, maka pengeluaran renin berkurang dan kadar angiotensin II turun. Hal ini menyebabkan dilatasi arteriol-arteriol sestemik, penurunan resistensi total, dan penurunan tekanan darah kembali ke tingkat normal. Penurunan angiotensin II menyebabkan arteriol aferen dan eferen melemas sehingga terjadi peningkatan aliran darah ginjal dan pengeluaran urin, yang berfungsi untuk menurunkan tekanan darah.<br />
<br />
<br />
RENIN-ANGIOTENSIN-ALDOSTERON TERHADAP PENURUNAN NATRIUM<br />
<br />
Rangsangan kedua yang menyebabkan pelepasan renin adalah konsentrasi natrium plasma. Penurunan natrium di dalam cairan tubulus yang melewati sel-sel makula densa akan menyebabkan peningkatan pengeluaran renin. Peningkatan renin menyebabkan peningkatan angiotensin II, yang merangsang sintesis aldosteron yang dengan demikian meningkatkan reabsorbsi natrium. Hal ini menurunkan rangsangan untuk pelepasan renin lebih lanjut. Hal yang sebaliknya terjadi apabila terjadi peningkatan natrium plasma yang melewati sel-sel makula densa.hianhttp://www.blogger.com/profile/00402633457383956109noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-2513802924916092574.post-41584436171023410142010-10-17T18:37:00.000-07:002010-10-17T07:14:28.976-07:00Proses DifusiPROSES DIFUSI<br />
<br />
<br />
Difusi merupakan pergerakan atau perpindahan partikel atau molekul suatu zat (padat, cair, gas) dari tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah, baik melewati mmbran ataupun tidak. Difusi termasuk proses transportasi yang tidk memerlukan energi atu disebut transportasi pasif. Kekuatan yang mendorong terjadinya proses difusi adalah energi yang berasal dari gerak acak partikel atau molekul yang berdifusi.<br />
Syarat suatu partikel atau molekul dapat melewati membrane sel dengan cara difusi adalah:<br />
1.Partikel atau molekul tersebut merupakan partikel atau molekul sederhana<br />
2.Berukuran kecil<br />
3.Dapat larut dalam air ataupun lemak<br />
<br />
Jika cairan di sekeliling sel (ekstraselluler) berkonsentrasi lebih tinggi daripada konsentrasi cairan di dalam sel (intraselluler), secara otomatis molekul-molekul dari saluran ekstraselluler akan berdifusi masuk ke dalam sel. Demikian pula sebaliknya. Molekul-molekul atau partikel-partikel yang dibawa masuk kedalam sel tidak dapat ditimbun.<br />
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi :<br />
1.Perbedaan Konsentrasi<br />
Makin besar perbedaan konsentrasi antara dua bagian, makin besar proses difusi yang terjadi.<br />
2.Jarak Tempat Berlangsungnya Difusi<br />
Makin dekat jarak tempat terjadinya difusi, makin cepat proses difusi yang berlangsung.<br />
3.Area Tempat Berlangsungnya Difusi<br />
Makin luas area difusi makin cepat proses difusi<br />
4.StrukturTempat Berlangsungnya Difusi<br />
Adanya pori-pori pada membran (sekat) meningkatkan proses difusi. Makin banyak jumlah pori dan makin besar ukuran pori, makin meningkatkan proses difusi..<br />
5.Ukuran dan Tipe Molekul Yang Berdifusi<br />
Molekul-molekul berukuran kecil (misalnya, oksigen), berdifusi lebih cepat daripada molekul-molekul berukuran besar (misalnya, karbon dioksida)<br />
Molekul-molekul yang larut dalam bahan-bahan penyusn membran, berdifusi lebih cepat. Misalnya, molekul-molekul yag larut dalam berdifusi lebih cepat daripada molekul-molekul yang tidak larut dalam air.hianhttp://www.blogger.com/profile/00402633457383956109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2513802924916092574.post-6176393812873708152010-10-17T18:36:00.001-07:002010-10-17T07:15:05.105-07:00Pengaruh Denyut JantungPengaruh Denyut Jantung<br />
<br />
<br />
Perubahan-perubahan dalam tekanan atrium ditransmisikan ke vena-vena besar untuk menimbulkan gelombang a, c, dan v pada kurva tekanan denyut. Tekanan atrium turun Dengan tajam waktu fase ejeksi sistolik ventrikel sebab katup AV sitarik kebawah, meningkatkan kapasitas atrium. Kerja ini menghisap darah masuk atrium waktu sistolik yang banyak membanntu terhadap venous return, khususnya pada frekuensi jantung yang cepat.<br />
Dekat dengan jantung, aliran vena berdenyut. Bila frekuensi jantung lambat, ditemukan 2 puncak aliran: satu waktu sistolik ventrikel, desebabkan karena penarikan kebawah katup AV: dan satunya pada awal diastolik, waktu masa pengisian cepat ventrikel.hianhttp://www.blogger.com/profile/00402633457383956109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2513802924916092574.post-59576958698726519932010-10-17T18:36:00.000-07:002010-10-17T07:14:34.215-07:00Pompa OtotPompa Otot<br />
<br />
Pada tungkai, vena-vena dikelilingi oleh otot rangka, dan kontraksi otot-otot ini waktu kerja menekan vena-vena. Pulsasi arteri yang berdekatan juga dapat menekan vena-vena. Karena katup-katup vena mencegah aliran balik, darah mengalir ke arah jantung. Waktu berdiri tenang, bila pengaruh gravitasi bekerja sepenuhnya, tekanan vena pada sendi kaki adalah 85-90 mmHg. Pengumpulan darah dalam vena-vena tungkai mengurangi venous return, dengan akibat curah jantung menurun kadan-kadang penurunan ini sampai di suatu titik dimana terjadi pingsan. Kontraksi ritmis otot-otot tungkai waktu orang sedang berdiri membantu merendahkan tekanan vena dalam tungkai sampai kurang dari 30 mmHg dengan mendorong darah ke arah jantung. Pergerakan dara ke arah jantung ini menurun pada penderita vena varikosa, dimana katup-katupnya tidak kompeten, kontraksi otot akan terus menimbulkan dasar pergerakan darah menuju ke jantung sebab resistensi vena-vena besar yang menuju ke jantung lebih kecil daripada pembuluh-pembuluh kecil yang menjauhi jantung.hianhttp://www.blogger.com/profile/00402633457383956109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2513802924916092574.post-70725221769788153532010-10-17T18:35:00.000-07:002010-10-17T07:15:11.616-07:00Otot KerangkaOTOT KERANGKA<br />
<br />
<br />
Otot kerangka disusun dari serabut-serabut otot yang merupakan “unsur-unsur bangunan” sistemperototan seperti halnya neuron merupakan unsure bangunan bagi system persarafan. Sebagian besar otot kerangka berasal dan berakhir pada urat (otot tendon), dan seraut-serabut otot tersusun berjajar antara ujung-ujung sehingga kekuatan kontraksi dan unit-unit berjumlah.<br />
Tiap-tiap serabut otot adalah satu sel tunggal, berinti banyak, berbentuk panjang dan silindrik. Tidak terdapat jembatan sinistium antara sel-sel.<br />
Serabut otot tersusun dari fibril-fibril dan fibril dapat dipisah-pisahkan dalam filamen-filamen. Filamen-filamen terdiri dari berbagai protein kontraktil.<br />
Otot mengandung protein myosin (berat molekul 460.000), aktin (berat molekul 43.000), tropomiosin (berat molekul 70.000), dan troponin. Troponin terdiri atas 3 subunit, troponin I, troponin T, dan troponin C. Ketiga subunit mempunyai berat molekul yang berkkisar dari 18.000 sampai 35.000 .hianhttp://www.blogger.com/profile/00402633457383956109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2513802924916092574.post-90005391329773727692010-10-17T18:34:00.000-07:002010-10-17T07:15:17.096-07:00Hukum LaplaceHukum Laplace<br />
<br />
<br />
Munkin suatu hal yang mengherankan bahwa struktur seperti dinding tipis dan lembut seperti kapiler tidak mudah robek. Alasan utama atas kekebalan relatifnya adalah diameternya yang kecil. Dalam hal ini efek proteksi ukuran yang kecil adalah suatu contoh kerja dari hukum laplace, Suatu prinsip fisika yang penting dengan beberapa pemakaian lain dalam fisiologi. Hukum ini mengemukakan bahwa tekanan distensi (P) pada obyek berongga yang diregangkan adalah sama dengan tegangan dalam dinding (T) dibagi oleh 2 jaringan kelengkungan utama dari obyek (R1 dan R2):<br />
P = T (1/R1 + 1/R2)<br />
Pada persamaan, P sebenarnya adalah tekanan transmural, tekanan pada salah satu dinding dikurangi dengan tekanan pada sisi lainnya. T dinyatakan dalam dyne/cm dan R1 dan R2 dalam cm, sehingga P dinyatakan dalam dyne/cm2. Pada lingkaran, R1 = R2, sehingga<br />
P = 2 T/R<br />
Pada silinder seperti pembuluh darah, salahsatu jari-jarinya tidak terhingga, sehingga<br />
P = T/R<br />
Akibatny, makin kecil jari-jari pembuluh darah, makin kurang tegangan dalam dinding yang diperlukan untuk mengimbangi tekanan distens. Pada aorta kira-kira adalah 170.000 dyne/cm, dan pada vena cava kira-kira 21.000 dyne/cm, tetapi dalam kapiler, kira-kira 16 dyne/cm.<br />
Hukum laplace juga memperjelas sifat yang merugikan dari jantung yang mengalami dilatasi. Bila jari-jari rongga jantung meningkat, Makin besar ketegangan yang harus ditimbulkan dalam miokardium untuk menghasilkan tekanan yang diperlukan, akibatnya jantung yang dilatasi harus melakukan kerja yang lebih besar daripada jantung yang tidak dilatasi. Dalam hal paru-paru, jari-jari kelengkungan alveoli menjadi lebih kecil waktu ekspirasi, dan struktur ini akan cenderung kolap disebabkan karena tarikan tegangan permukaan bila tegangan tidak dikurangi oleh zat yang menurunkn tegangan permukaan, surfaktan.hianhttp://www.blogger.com/profile/00402633457383956109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2513802924916092574.post-39655061259650769982010-10-17T18:33:00.000-07:002010-10-17T07:15:23.450-07:00Hubungan InterselHUBUNGAN INTERSEL<br />
<br />
<br />
<br />
Dua jenis hubungan antar sel-sel yang membentuk jaringan, hubungan yang mengikatkan sel-sel sama lain dan dengan jaringan sekitarnya, dan hubungan yang memungkinkan pemindahan ion-ion dan molekul-molekul lain dari satu se l ke sel lainnya. Hubungan yang mengikatkan sel satu sam lain dan memberikan kekuatan dan kestabilan jaringan adalah tight junction dan desmosom. Desmosom dibagi lagi menjadi bell desmosome, spot desmosome, dan hemi desmosome. Hubungan dimana molekul-moekul dipindahkan adalah gapjunction.<br />
Tight junction sifatnya mengelilingi pinggir apical sel-sel epitel seperti mukosa usus, dinding tubulus ginjal, dan plexus koroideus. Mereka membentuk tonjolan protein separoh dari sel lain yang melekat demikian kuat pada hubungan sel, sehingga mereka hamper menyumbat ruang antar sel-sel. Selain mengikat sel-sel mereka membentuk sawar terhadap pergerakan ion-ion da solute dari satu sisi epitel menuju ke sisi lain. Beberapa epitel lebih mudah dilewati solute daripada epitel lain, tetapi tight junction pada semua epitel memegang peranan penting dalam fungsi fisiologis epitel.<br />
Belt desmosome dan spot desmosome ditandai oleh penebalan membarn yang berhadapan darimasing-masing sel melekat fibril-fibril sitoplasmik, sebagian sejajar dengan membrane dan lainnya memancar menjauhinya.hianhttp://www.blogger.com/profile/00402633457383956109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2513802924916092574.post-75175121101872637472010-09-05T22:28:00.000-07:002010-10-09T02:49:08.496-07:00KomunitasKlik Link Dibawah Ini...<br />
1. <a href="http://www.ziddu.com/download/11546400/BettyNeumansSystemsModelPresentation.ppt.html">Betty Neuman Concept</a><br />
2. <a href="http://www.ziddu.com/download/11546399/terjemahanneuman.ppt.html">Terjemahan Betty Neuman Concept</a><br />
3. <a href="http://www.ziddu.com/download/11546398/TeroiNeuman.jpg.html">Gambar Konsept Betty Neuman</a><br />
4. <a href="http://www.ziddu.com/download/11546798/AsKom.ppt.html">Askep Komunitas (kel IV B.ppt)</a><br />
5. <a href="http://www.ziddu.com/download/11546799/BABII.docx.html">Askep Komunitas (kel IV B.doc</a><br />
6. <a href="http://www.ziddu.com/download/11546963/KONSEPKEPR.KOMUNITAS.ppt.html">Konsep KepKom (Pak Yayat)</a><br />
7. <a href="http://www.ziddu.com/download/11758129/askepkeluarga....docx.html">Askep Keluarga</a><br />
8. <a href="http://www.ziddu.com/download/11758128/makalahgerontik.doc.html">Makalah Gerontik</a><br />
9. <a href="http://www.ziddu.com/download/12006737/KebijakannasionalH1N1_2Okt2009.ppt.html">KebijakannasionalH1N1_2Okt2009.ppt</a><br />
10. <a href="http://www.ziddu.com/download/12006736/Komnas-DinkesJabar021009.ppt.html">Komnas-DinkesJabar021009.ppt</a><br />
11. <a href="http://www.ziddu.com/download/12006735/KebijakanSituasiFluBurungH1N1Jabar2Okt09.ppt.html">KebijakanSituasiFluBurungH1N1Jabar2Okt09.ppt</a><br />
12. <a href="http://www.ziddu.com/download/12006734/PASCASARJANAUGM.ppt.html">PASCASARJANAUGM.ppt</a><br />
13. <a href="http://www.ziddu.com/download/12006733/INFLUENZAAH1N1WSDINKESJABAR2009versi97.ppt.html">INFLUENZAAH1N1WSDINKESJABAR2009versi97.ppt </a>hianhttp://www.blogger.com/profile/00402633457383956109noreply@blogger.com0