| Aneurisma   adalah suatu penonjolan (pelebaran, dilatasi) pada dinding suatu arteri.   Aneurisma Aorta Abdominalis terjadi pada bagian dari aorta yang melewati   perut.
 
 Penyakit ini cenderung terjadi pada suatu keluarga (diturunkan).
 Aneurisma ini sering terjadi pada penderita tekanan darah tinggi, ukurannya   lebih besar dari 7,5 cm dan bisa pecah. (Diameter normal dari aorta adalah   1,8-2,5 cm).
 
 
 
 
   | Penyebab   yang pasti tidak diketahui, tetapi faktor resiko terjadinya aneurisma aorta   abdominalis adalah aterosklerosis dan hipertensi. Aneurisma aorta abdominalis bisa disebabkan oleh:
 
 ·  Infeksi 
 ·  Kelainan bawaan pada jaringan ikat yang   membentuk dinding arteri 
 ·  Trauma. 
 Aneurisma aorta abdominalis bisa terjadi pada siapa saja, tetapi paling   sering ditemukan pada pria usia 40-70 tahun.
 Pada anak-anak, aneurisma bisa terjadi akibat cedera tumpul pada perut atau   akibat sindroma Marfan.
 
 Komplikasi yang sering terjadi adalah pecahnya aneurisma yang bisa   menyebabkan perdarahan hebat ke dalam rongga perut. Aneurisma yang pecah   lebih sering ditemukan pada penderita yang memiliki aneurisma lebih besar   dari 5 cm.
 
 |  
 
 
   | Penderita   sering merasakan denyutan di perutnya. Aneurisma bisa menimbulkan nyeri, terutama berupa nyeri yang menusuk dalam di   punggung. Nyeri bisa menjadi berat dan biasanya menetap, tetapi perubahan   posisi badan bisa mengurangi rasa nyeri ini.
 
 Pertanda awal dari pecahnya aneurisma biasanya adalah nyeri yang luar biasa   di perut bagian bawah dan punggung dan nyeri tumpul di atas aneurisma.
 Pada perdarahan dalam yang berat, penderita bisa jatuh ke dalam keadaan syok.
 Pecahnya aneurisma abdominalis sering berakibat fatal.
 
 |  
 
 
   | Banyak   penderita yang tidak memiliki gejala dan terdiagnosis pada pemeriksaan fisik   rutin atau pada pemeriksaan rontgen yang dilakukan untuk alasan lain. 
 Pada pemeriksaan fisik, dokter bisa merasakan adanya massa yang berdenyut di garis tengah perut.
 Aneurisma yang berkembang dengan cepat dan hampir pecah, sering terasa nyeri   atau menimbulkan nyeri tumpul bila ditekan.
 Pada penderita yang gemuk, aneurisma yang lebarpun sering tidak dapat   ditemukan.
 
 Beberapa pemeriksaan laboratorium dapat membantu menegakkan diagnosis   aneurisma:
 
 ·  Foto rontgen perut bisa memperlihatkan   suatu aneurisma yang memiliki endapan kalsium di dindingnya 
 ·  USG bisa menunjukkan dengan jelas ukuran   dari aneurisma 
 ·  CT scan yang dilakukan setelah penyuntikan   zat warna secara intravena, bisa secara tepat menunjukkan ukuran dan   bentuk aneurisma, tetapi biayanya mahal 
 ·  MRI scan juga merupakan pemeriksaan yang   akurat, tetapi biayanya mahal. 
 |  
 
 
   | Pengobatan   aneurisma tergantung kepada ukurannya. Jika lebarnya kurang dari 5 cm, jarang pecah; tetapi jika lebih lebar dari 6   cm, sering pecah.
 Karena itu pada aneurisma yang lebih lebar dari 5 cm, dilakukan pembedahan.
 
 Pada pembedahan dimasukkan pencangkokan sintetik untuk memperbaiki aneurisma.
 Angka kematian karena pembedahan ini adalah sebesar 2%.
 
 Aneurisma yang pecah atau terancam pecah, perlu ditangani melalui pembedahan   darurat.
 Resiko kematian selama pembedahan aneurisma yang pecah adalah sebesar 50%.
 
 Jika suatu aneurisma pecah, ginjal memiliki resiko untuk mengalami cedera   karena terganggunya aliran darah ke ginjal atau karena syok akibat kehilangan   darah.
 Jika setelah pembedahan terjadi gagal ginjal, harapan hidup penderita sangat   tipis.
 Aneurisma yang pecah dan tidak diobati, selalu berakibat fatal.
 
 |  
 
 | 
0 komentar:
Posting Komentar